TANJUNGPINANG (IndoTelko) – Setelah merasakan nikmatnya berbagai menu masakan gonggong, kami pun bergegas menuju destinasi wisata yang tak kalah menarik, kebanggan warga Tanjungpinang dua tahun terakhir.
Adalah Vihara 1000 patung atau Vihara 1000 wajah. Vihara ini dibangun pada awalnya murni sebagai tempat ibadah. Area vihara yang masih cukup luas dan berada di ketinggian atau di atas bukit, muncullah ide pemasangan patung biksu setengah dewa dengan berbagai macam mimik wajah.
Uniknya, meski bernama vihara 1000 patung, namun jumlah patungnya tidaklah mencapai 1000. Menurut pihak pengelola, jumlah patung yang berdiri tegak di kawasan tersebut sekitar separuhnya.
Bernama resmi sebagai Wihara Ksitigarbha Budhisattva yang lebih dikenal dengan nama vihara Patung Seribu. Wihara ini dibangun sejak 2010 dan baru diresmikan Februari 2017 lalu.
Saat pertama kali tiba di kawasan ini, kita akan dihadapkan patung berukuran raksasa. Tembok di belakangnya dibuat menyerupai benteng yang sangat kokoh. Di bagian atas nampak terlihat pagoda yang tentu saja beraroma Tiongkok.
Setelah masuk ke dalam, kita akan langsung melihat 500 patung louhan (biksu) dengan berbagai mimik wajah. Ada yang tersenyum, marah, serius, dan sebagainya.
Infrastruktur dan akses lokasi
Apabila Anda ingin berkunjung ke vihara ini, Anda bisa masuk ke Simpang Jl. Asia Afrika km 14. Dari titik tersebut kita akan tiba di lokasi seitar 5 menit. Berbagai jenis kendaraan bisa masuk ke area parkir vihara ini, mulai dari kendaraan pribadi minibus hingga bus ukuran sedang.
Sejak diresmikan tahun lalu, akses menuju lokasi vihara ini cukup baik. Selain jalan yang mulus dan cukup lebar, kendaraan besar berupa bus atau sejenisnya pun tidak ada kendala untuk masuk ke lokasi.
Termasuk akses telekomunikasi. Di sini pula kami berkesempatan mengintik sinyal operator yang bisa ditangkap dari lima ponsel yang kami gunakan.
Dalam pemantauan sekaligus pengujian jaringan ini kami menggunakan lima ponsel dengan lima operator, Lenovo P2 Turbo, Asus Zenfone 4 Max, Asus Zenfone 4 Max Pro, Huawei Nova 2i, iphone 7 plus, dan modem Andromax M3Y.
Hasilnya cukup mengejutkan. Meski vihara ini berada di ketinggian dan terletak di atas bukit, ternyata hanya dua operator saja yang sinyalnya tertangkap oleh masing-masing ponsel. Telkomsel dan XL. Bahkan keduanya sudah eksis menebar jaringan 4G. Meski untuk Telkomsel agak kurang stabil karena kerap berpindah dari 4G ke HSDPA, lalu ke 4G lagi.
Sementara 3 operator lainnya tidak mampu menyuguhkan sinyal terbaiknya. Jangankan 4G, sinyal 3G saja tidak nampak di indikator sinyal ponsel yang kami gunakan.
Hasil uji jaringan kedua operator baik XL atau Telkomsel tergolong biasa saja. Meski bekerja di jaringan 4G dan berada di ketinggina perbukitan, namun akses data baik unduh maupun upload tidak begitu maksimal.
Telkomsel punya kekuatan unduh nya di angka maksimal 1,73 Mbps dengan daya upload 0,36 Mbps dan ping 393ms. Meski daya unduhnya tidak mencapai 2 Mbps, namun Telkomsel masih mampu menarik data dari attachment email atau pun video via sosmed.
Sedangkan XL berkekuatan unduh 5,68 Mbps dan upload 21,22 Mbps dengan ping 48ms. Sama dengan Telkomsel, XL pun meski kekuatan akses datanya tidak semaksimal kekuatan 4G sebenarnya, namun daya unduh XL diangka tesrebut bekerja cukup baik.
Keluar masuk situs dan menonton video di Youtube tidak begitu mengalami gangguan yang berarti. Termasuk saat mengupload video hasil rekaman di lokasi vihara ini ke sosmed, lancar jaya tanpa hambatan.
Dari pemantauan dan pengujian jaringan di vihara ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa hanya Telkomsel dan XL saja yang menyuguhkan jaringan 4G. Bahkan bisa dibilang cuma dua operator ini saja yang beroperasi di kawasan ini.
Selanjutnya kami infokan pula bahwa hasil uji jaringan yang kami lakukan pada 26 April 2018 pukul 17.30 WIT ini tidak mutlak menunjukkan bahwa sebesar itulah kekuatan jaringan Telkomsel dan XL. Pun sinyal yang ditangkap oleh lima ponsel, bisa jadi pemantauan dan pengujian di lain waktu akan menunjukkan hasil yang berbeda. (sg)