JAKARTA (IndoTelko) - Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)menyatakan layanan seluler telah pulih 60% di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) pasca gempa bumi 28 September 2018.
"Hingga hari ini, Jumat (5/10), jumlah BTS operator seluler yang telah berfungsi mencapai 60%, naik 10% dari sehari sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh mulai pulihnya sistem jaringan transmisi yang mendukung keseluruhan BTS operator seluler. Selain itu, kenaikan ini juga dipengaruhi oleh berangsur pulihnya pasokan listrik di Palu," ungkap Menkominfo Rudiantara, kemarin.
Rinciannya, di daerah Palu di awal bencana yang beroperasi sekitar 9% dari total BTS yang ada, sekarang sudah 30%. Sigi yang sudah aktif baru 24%, sedangkan untuk Donggala waktu kejadian BTS yang beroperasi hanya 20% sekarang sudah 37%.
Dinyatakannya, kenaikan signifikan dari performa BTS pasca bencana tidak terlepas dari kerja keras tim recovery dari ketiga operator seluler (Telkomsel, Indosat, dan XL) dengan dukungan penuh dari Tim dari Kementerian Komunikasi dan Informatika di bawah pimpinan Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Ismail.
Untuk diketahui, Rudiantara telah menunjuk Dirjen SDPPI menjadi penanggung jawab percepatan pemulihan infrastruktur dan layanan sektor Kominfo pasca bencana gempa bumi dan tsunami di wilayah Sulawesi Tengah dan wilayah sekitar yang terdampak melalui Surat Keputusan Menteri No 773 Tahun 2018.
Kominfo menurunkan tiga tim untuk membantu proses pemulihan pascagempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Tim pertama dipimpin langsung Dirjen SDPPI terdiri atas 30 orang (pusat dan daerah) untuk membantu percepatan pemulihan jaringan telekomunikasi seluler.
Tim kedua dipimpin oleh Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang Latif beranggotakan 12 orang yang secara khusus menyediakan dan mendistribusikan telepon satelit dan perangkat internet satelit.
Tim ketiga dipimpin oleh Dirjen IKP Rosarita Niken Widiastuti yang bertugas membangun dan mengoperasikan media centre.
Hingga hari ini, Jumat (5/10), jumlah telepon satelit yang telah didistribusikan ke posko-posko pengungsian berjumlah 64 unit, masing-masing 31 unit di termin pertama dan 33 unit di termin kedua.
Sementara jumlah perangkat internet satelit yang sudah berfungsi di lokasi bencana mencapai 10 unit perangkat yang dipasang di 10 tempat, seperti Posko Utama Korem, Rumah Dinas Gubernur, Kantor Walikota, RS Bhayangkara, RS Wirabuana.
Melalui 10 perangkat internet satelit tersebut, warga dapat mengakses internet menggunakan wifi secara gratis.
Kebijakan
Rudiantara mengungkapkan, Kominfo mengeluarkan beberapa kebijakan terkait bencana di Sulteng.
Pertama, kemudahan pemberian izin frekuensi radio sementara. Kedua, karena BTS banyak mati, satu operator dengan operator lain berbeda infrastruktur maka diperbolehkan kalau ada yang mau roaming melalui perjanjian Business to Business (B2B) antara operator yang mau roaming.
Ketiga, kebijakan lainnya yang diambil adalah diperbolehkannya simcard yang bisa dipakai (ready to use).
“Simcard ready to use ini karena di sana dealer belum tentu ada, nanti diperbolehkan penggunaan simcard tersebut sementara dan berjangka. Simcard ready to use ini nantinya akan menjadi tanggung jawab operator. Jika terjadi masalah criminal makan penelusuran kembali nomor tersebut tetap menjadi tanggung jawab operator,” tambah Rudiantara.
Terkait banyaknya berita hoaks bencana yang beredar, Menteri Kominfo meminta pihak di Direktorat Aplikasi Infomatika (Aptika) melakukan penyisiran.
“Sejak kejadian gempa, saya minta teman-teman Aptika setiap hari melakukan penyisiran berita hoaks terkait bencana. Di satu pihak semua elemen bangsa sedang bantu masyarakat Sulteng, kalau sebar hoaks ini adalah orang yang ngga tahu diri. Tidak ada ampun, kita lakukan crawling, mengais informasi yang bertentangan dengan UU ITE. Masyarakat bisa melihat berita hoaks terkait bencana di situs Kominfo berikut penjelasan kenapa berita ini hoaks,” pungkasnya.(wn)