JAKARTA (IndoTelko)- Transportasi Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta mulai membuka uji coba bagi masyarakat sejak 12 Maret 2019.
PT MRT Jakarta memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati fasilitas transportasi publik tersebut secara cuma-cuma dengan menjajal trayek Lebak Bulus - Bundaran Hotel Indonesia (HI) pergi pulang (PP) itu. Masyarakat hanya perlu mendaftarkan diri melalui laman www.ayocobamrtj.com untuk keperluan itu.
Pendaftaran telah dibuka mulai Selasa (5/3) pada pukul 10.00 WIB hingga 23 Maret 2019. Uji coba publik akan berlangsung pada 12-24 Maret 2019.
Mengutip laman resmi, masyarakat harus memasukkan secara jelas identitasnya dengan mencantumkan nomor ponsel dan e-mail saat melakukan registrasi pada laman www.ayocobamrtj.com. Kemudian, menunggu proses verifikasi untuk bisa melangkah ke proses selanjutnya.
Animo masyarakat lumayan tinggi menjajal transportasi baru ini. Mengutip siaran pers yang dikeluarkan MRT Jakarta pada 8 Maret 2019, hingga pukul 19.00 WIB sebanyak 166.523 orang telah melakukan pendaftaran. Artinya, total kuota publik tersisa sebanyak 119.077 orang dari 285.600 orang. Stasiun MRT Bundaran HI masih menjadi pilihan terbanyak untuk stasiun keberangkatan dengan jumlah 41.826 orang pendaftar.
Berdasarkan pantauan di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia, sejumlah masyarakat terlihat mulai mengabadikan pengalamannya menggunakan transportasi ini, mulai dari berfoto selfie hingga berfoto bersama teman atau keluarga. Mereka mulai mengabadikan momen tersebut mulai dari pintu masuk hingga masuk ke dalam kereta.
Tidak hanya menggunakan ponsel, para pengguna MRT juga menggunakan kamera untuk mengabadikan momen bersejarah ini. Bahkan, beberapa pengunjung terlihat sedang membuat vlog.
"Haii, kami bersama rombongan mau jajal MRT nih," teriak Netizen yang berkumpul jelang turun ke stasiun bawah tanah Bundaran HI, Kamis (14/3).
Hal yang lucu mulai terjadi ketika kereta mulai bergerak. Netizen banyak yang berteriak kehilangan sinyal, terutama bagi pengguna non Telkomsel. "Aduuh sinyal hilang," teriak peserta yang kelihatan panik karena sedang Live Streaming.
Namun, bagi netizen yang menggunakan layanan Telkomsel terlihat tenang dan masih asyik live streaming atau bermedia sosial.
Sinyal seluler mulai hadir bagi semua netizen kala kereta berada di ruang terbuka dan suasana pun kembali riuh karena merasa kembali ke peradaban. Jika dihitung sejak dari Bundaran HI, selepas stasiun Senayan, kereta berada di atas tanah alias tak di dalam tunnel.
Secara terpisah, Direktur Jaringan Telkomsel Bob Apriawan menyatakan sejauh ini memang hanya Telkomsel yang sudah memasang 48 BTS di 13 stasiun yang dilewati MRT Jakarta.
Direktur Jaringan Telkomsel Bob Apriawan kala menjajal jaringan di MRT Jakarta
"Total ada 74 sector dengan 222 NE BTS mixed 2G, 3G, dan 4G. Untuk 4G kita pakai carrier aggregation LTE FDD 1800 dan LTE TDD 2300 dikombinasikan," jelasnya.
Manager External Media Relations Telkomsel Singue Kilatmaka menambahkan perseroan lumayan serius melayani kebutuhan masyarakat yang akan menggunakan MRT karena moda tersebut diperkirakan akan menjadi primadona baru transportasi masyarakat metropolitan.
"Di Jakarta kita ada 7,8 jutaan pelanggan. Perkiraan kita nanti load trafik akan tinggi saat pagi dan sore jelang malam. Layaknya di Singapura atau Hong Kong, pengguna MRT kan tetap mau eksis selama di jalan. Kami selalu setia menemani pelanggan," katanya.
Sementara, Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin mengakui pihaknya kebanyakan menerima keluhan sinyal telepon seluler pada saat ratangga melintas di rel bawah tanah.
"Jadi untuk evaluasi kami kebanyakan mengenai sinyal handphone di bawah masih belum stabil," ujar Kamaluddin.(dn)