telkomsel halo

Anindya N Bakrie: Tekanan Pemain Besar Sangat Kuat

21:31:27 | 17 Jun 2012
Anindya N Bakrie: Tekanan Pemain Besar Sangat Kuat
Anindya Bakrie, Presiden Direktur Bakrie Telecom
PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) pada tahun lalu mencatat kinerja yang tak menggembirakan.  BTEL  membukukan kerugian bersih mencapai  Rp 782,70 miliar  sepanjang 2011. Angka itu berbeda dengan 2010 dimana perseroan masih bisa mencatatkan laba bersih  Rp  9,97 miliar .

Tren ini berlanjut pada kuartal pertama 2012, dimana mengalami kerugian sebesar Rp 355,62 miliar  atau naik  764,67%  dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang hanya  Rp 41,128 miliar.

Presiden Direktur Bakrie Telecom Anindya N Bakrie atau yang akrab di sapa ANB pun tak tinggal diam. Sejumlah langkah penyelamatan pun dilakukan. Mulai dari menggandeng Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI), reorganisasi organisasi, hingga restrukturisasi pemodalan. 

Bagaimana rencana BTEL ke depan, ANB usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan berkenan membaginya ke media. Berikut kutipannya:

Kinerja BTEL hingga kuartal pertama 2012 tak memuaskan, apa penyebabnya?

Tekanan pemain besar, terutama tiga besar yang menguasai pangsa pasar sangat kuat.

Belum lagi dari pemain di luar tiga besar yang juga ingin bersaing. Kami harus mencari celah diantara tekanan itu agar bisa bertahan.

Kita harus mengerti telekomunikasi adalah industri yang mengkombinasikan antara infrastruktur dengan retail. Kita harus cerdik dan pintar mengelola keduanya di situasi kompetisi yang dinamis

Strategi yang disiapkan BTEL menghadapi persaingan?

Kami sudah menyiapkan beberapa langkah pada 2012 ini. Pertama, kita menyadari masalah ketersediaan  frekuensi sangat krusial. Karena itu STI digandeng untuk mengatasi masalah itu.

Sinergi STI dan BTEL itu bisa melayani 200 juta penduduk, beda jika hanya BTEL berjalan sendiri yang hanya bisa melayani 22 juta penduduk.

Kedua, kami mulai memiliki dana segar setelah aksi  Non Preemptive Right (NPR) bisa menghasilkan dana segar sekitar Rp 550 miliar diluar swap share dengan STI.

Ketiga, kami akan mempercepat pembayaran local bond untuk menunjukkan pada pasar kita tidak ada masalah keuangan. Terakhir, kami mengubah susunan direksi dan komisaris yang lebih kuat agar bisa membawa BTEL mencatat rapor keuangan yang biru

Bagaimana status NPR sekarang?

Pihak yang membeli ada Bakrie Grup melalui Bakrie Global, STI, dan beberapa investor finansial.  STI memasukkan uang untuk membeli NPR itu melalui Bakrie Global dan membeli langsung. Sekitar Rp 198 miliar  dana yang dikeluarkan STI, diluar swap share dengan BTEL.

Dana segar yang disuntikkan grup sebesar Rp 150 miliar   melalui Bakrie Global telah dipegang oleh perseroan, diluar sisa belanja modal yang dianggarkan sejak 2010 sebesar US$ 30 juta. Diperkirakan pada Juli nanti semua dana hasil NPR telah masuk ke kas perseroan.

Bagaimana sinergi dengan STI?

Realisasinya akan terjadi pada  pada kuartal ketiga tahun ini. Nanti BTEL akan menjadi payung besar dari kedua perusahaan ini. Merek yang ditonjolkan adalah Esia. Merek esia   ditonjolkan karena   sudah terkenal sehingga tak membutuhkan upaya pemasaran yang besar dari sisi biaya dalam pengenalan ke publik.

Anda yakin sinergi ini akan menjadikan keduanya kompetitif?

BTEL memiliki basis pelanggan di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat (JBJB) sekitar 40 persen dari total 14,6 juta penggunanya. Harap diingat, JBJB ini menyumbang 30% Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Artinya, jika pasar ini bisa kami optimalkan, harusnya profitabilitas bisa lebih cepat

Produk yang menjadi andalan?

Kami akan genjot jasa data. Pada tahun lalu kontribusi jasa data bagi total omzet sekitar 3%, akan ditingkatkan menjadi 10%. Produk Esia Max-D yang baru diluncurkan mendapatkan respons positif dari masyarakat. Sekitar 15-20 ribu dongle yang diaktifkan setiap hari, sebanyak 5-20% adalah Esia Max-D

Ada rencana penghapusan pelanggan tak produktif?

GCG BUMN
Kita memang sedang melakukan kajian, terutama bagi pengguna dengan Average Revenue Per User (ARPU) sekitar Rp 2 ribu. Jika ternyata, hanya membebankan jaringan, ada kemungkinan dihapus. Tetapi ini masih dalam tahap analisa.

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year