Kala nama Judi Achmadi muncul sebagai pengganti Rizkan Chandra menjadi Presiden Direktur TelkomSigma pada Juni 2012, banyak pihak bertanya-tanya, akankah Pria yang akrab dipanggil JAC ini sanggup menjalankannya.
Pasalnya, JAC selama beberapa tahun ini lebih akrab di lingkungan Telco karena pernah menjabat Deputy Commerce Flexi dan terakhir VP Service Strategy dan Tarif di Telkom.
Kala menjadi orang nomor dua di Flexi, JAC terkenal agresif berjualan dan menjadikan unit Fixed Wireless Access (FWA) milik Telkom tersebut bersaing ketat dengan operator besar.
Saat ini dengan kembali menggarap bisnis Teknologi Informasi (TI), JAC merasa ibarat ikan yang kembali ke air. Pasalnya, dirinya pernah menjadi GM Teknologi Informasi di Telkom, dan memegang posisi Project Director untuk OBC alias OSS, BSS, CSS, serta Service Delivery Platform (SDP) di Telkom.
Kombinasi pengalaman berjualan dan membesut program TI, menjadikan JAC bernafsu membawa TelkomSigma masuk ke jajaran elit anak-anak usaha Telkom dengan meraih omzet Rp 1 triliun pada 2013.
Berikut kutipan wawancaranya dengan indotelko.
Beberapa tahun lalu Anda identik dengan produk Flexi?
Di Flexi memang banyak fokus berjualan dan mengurus saluran penjualan. Tetapi, saya ini pernah menjadi Project Director untuk OBC dan SDP. Posisi sekarang ibarat ikan yang kembali menemukan airnya
Anda berani merevisi target 2012?
Target omzet TelkomSigma tahun ini sebenarnya Rp 750 miliar, saya ubah menjadi Rp 800 miliar. Bahkan target omzet Rp 1 triliun saya percepat menjadi tahun depan. Saya berani menetapkan sebesar itu karena pertumbuhan dari perseroan selalu di atas industri. Pada tahun ini bisnis TI itu tumbuh 15% pada 2012, tetapi TelkomSigma mengalami pertumbuhan 25%.
Pasokan pendapatan TelkomSigma darimana?
Meskipun menjadi bagian dari Telkom Grup, tetapi perseroan mendapatkan pelanggan dominan dari luar yakni sekitar 70%. Misalnya, pengadaan link untuk ATM milik Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) atau penggunaan aplikasi berbasis cloud computing oleh Sierad dan Nestle.
Bagaimana strategi merealisasi target omzet?
Kami akan mempertahankan posisi Telkomsigma sebagai market leader yang menyediakan layanan datacenter dengan kualifikasi tier 3+. Pasalnya, data center ini memasok 35% omzet TelkomSigma. Berikutnya, sinergi dengan Telkom untuk menambah kekuatan. Mega thinking dan great spirit Telkom Group yakni solid, speed, smart (3S) yang didukung oleh sumber daya manusia yang sangat besar dan tetap fokus, akan menjadi kunci keberhasilan Telkomsigma.
Value apa yang Anda tawarkan di TelkomSigma?
Saya bikin value proposition dengan 3C yakni Custom Application, Close the Country dan Credible Cloud. Custom Application, yaitu selalu memenuhi permintaan dari client. cross the country, kami punya value sendiri, begitu orang butuh datacenter, kami sudah siap. Credible cloud, produk kami didukung oleh cloud dan network yang kredibel. Karena induk kita adalah Telkom.
Produk untuk Cloud selain data center?
Kami memiliki Mobile Force (M-Force). Aplikasi yang dirancang untuk mendukung perluasan jaringan distribusi suatu perusahaan yang mengintegrasikan antara strategi pemasaran dan teknologi dalam memperluas jangkauan distribusi kepada pelanggan dengan meminimalisasi biaya marketing yang harus diinvestasikan oleh perusahaan.
Telkomsel merupakan salah satu pengguna aplikasi ini. M-Force digunakan Telkomsel untuk sekitar 6.000 user yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu juga ada Nestle.(id)