Nama Kendro Hendra selama ini identik dengan PT Intouch Innovate Indonesia (Intouch). Perusahaan yang identik dulunya sebagai pengembang aplikasi bagi Nokia itu sejak bergabung dengan PT Skybee Tbk (SKYB), mulai menggarap aplikasi yang terbuka untuk semua ponsel. Misalnya, Aireward yang dikembangkan untuk pengguna BlackBerry Telkomsel atau Aplikasi Indosat Senyum untuk Indosat.
Setelah menjadi nakhoda dari Skybee sejak melantai di bursa,usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa perseroan yang dilaksanakan pada Senin (25/6), Kendro didapuk menjak Komisaris Utama Skybee selain tetap menjadi Direktur Utama di Intouch.
Sedangkan posisi Direktur Utama di Skybee di serahkan ke Mantan Country Manager Yahoo! Indonesia, Pontus Sonnersted.
Selain Intouch, anak usaha Skybee lainnya adalah PT Numedia Global, PT Kaswall Dinamika Indonesia, dan PT Sinergitama Komindo.
Berikut kutipan wawancara indotelko dengan Pria yang namanya masuk dalam wall of fame di markas Nokia, Finlandia, usai RUPS Skybee belum lama ini.
Mengapa memilih menjadi Komisaris utama?
Setelah menjadi perusahaan yang tercatat di bursa, kami mendapatkan banyak pelajaran. Selama ini jajaran direksi dari Skybee terdiri atas para Direktur Utama anak usaha, seperti Andy Zain yang menjadi CEO Numedia atau saya sendiri di Intouch. Kita belajar, ternyata semua tidak bisa seperti itu. Harus ada yang fokus untuk mengelola dan membawa arah perseroan.
Pilihan jatuh pada Pontus?
Pontus memiliki pengalaman di Indonesia kala memimpin Yahoo! Indonesia. Kami percaya pengalaman yang dimilikinya bisa memperkuat Skybee sebagai perusahaan yang fokus di telekomunikasi, media, teknologi, dan distribusi ponsel.
Skybee menetapkan pertumbuhan yang moderat di 2012?
Kami memang mengharapkan laba bersih pada tahun ini tumbuh sekitar 10-15% dengan dukungan penjualan yang naik dikisaran 15-35%. Kondisi industri telekomunikasi yang melambat menjadikan kita prediksi ada pertumbuhan di bottom dan top line di kisaran angka tersebut.
Skybee melepas bisnis ponsel merek lokal?
Perseroan pada tahun ini memang akan fokus sebagai distributor dari produk telekomunikasi baik itu voucher dan smartphone, serta konten. Fokus Skybee akan di Telecommunication, Media dan Technology (TMT). Kami melepas bisnis ponsel merek lokal karena tidak menguntungkan. Sekarang kita fokus menghabiskan sisa stok digudang untuk ponsel merek lokal, selanjutnya membidik tambahan dari merek ternama dan mitra operator.
Apa yang terjadi dengan ponsel merek lokal?
Kami lihat kebijakan dari pabrikan bermerek yang mengambil langkah menggarap segmen C dan D menjadikan ponsel merek lokal dalam posisi tertekan. Persaingan tidak hanya dengan sesama ponsel merek lokal, tetapi dengan produk bermerek. Ini akan menjadikan berat bagi ponsel merek lokal karena masyarakat Indonesia dalam memilih produk tidak hanya melihat harga, tetapi juga merek.
Bagaimana dengan kondisi dari penjualan ponsel secara keseluruhan?
Margin dari distribusi ponsel kian menipis karena tekanan harga yang terus turun. Kami mencoba mengantisipasi hal tersebut dengan menggenjot pendapatan dari perangkat lunak dan konten.
Kita ingin menjadi penyedia semua produk dari kebutuhan masyarakat untuk berkomunikasi. Jalan tol seudah dibangun oleh operator, jika mau isi pulsa kita menyiapkan. Jika ingin mobil baru, kita punya ponsel dari merek terkenal. Bahkan jika ingin mobil menjadi “berisi” kita ada konten.
Ada rumour menyatakan, masuknya Pontus sebagai langkah awal bergabungnya Kapanlagi.com ke Skybee?
Karena itu rumour, tentu tidak benar. Tetapi, ada kemungkinan perseroan akan mengakuisisi satu media online guna memperkuat lini bisnis media. Kami belum bisa mengungkapkannya saat ini.(id)