Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (indotelko) - PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) menggunakan secara maksimal dana hasil Initial Public Offering (IPO) yang dilakukan pada 2 Desember 2011 lalu.
Sekretaris Perusahaan Erajaya Swasembada Syaiful Hayat dalam keterbukaan informasinya ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Januari 2013 lalu menyatakan dana hasil IPO yang berhasil dihimpun perseroan kala itu Rp 920 miliar.
"Dikurangi biaya penawaran umum sekitar Rp 42,097 miliar, dana bersih yang didapat sekitar Rp 877.902 miliar," jelasnya.
Dalam rencana perseroan, dana hasil IPO digunakan untuk pelunasan Promissory Note sekitar Rp 736.312 miliar, alokasi 40% untuk pengembangan jaringan distribusi (Rp 56.636 miliar), dan 60% untuk modal kerja (Rp 84.954 miliar).
Realisasi penggunaan dana hingga 2012 adalah pelunasan Promissory Note (Rp 736.312 miliar), pengembangan jaringan distribusi (Rp 55.592 miliar), dan modal kerja (Rp 85.997 miliar).
"Hal ini berarti seluruh dana hasil IPO telah digunakan sesuai dengan prospektus," katanya.
Sebelumnya, Head of Research Bahana Sekuritas Harry Su dalam prediksinya menyatakan, Erajaya akan memiliki Earning Per Share (EPS) yang kuat di tahun 2013 bersama dengan PT TiPhone Mobile Indonesia (TELE).
Dalam risetnya diprediksi EPS dari Erajaya akan tumbuh 47%, sementara TiPhone di 67,3%.
Namun, nilai kapitalisasi pasar Erajaya pada 2013 diperkirakan mencapai US$ 826 juta lebih besar dibanding TELE yang hanya US$ 339 juta.
Erajaya mulai melantai di bursa saham pada Desember 2011 dengan melepas 1,32 miliar (40%) sahamnya di harga Rp 1.000. Pada perdagangan Jumaat (18/1), sahamnya ditutup di kisaran Rp 2.775(ct)