PT Skye Sab Indonesia semakin memantapkan posisinya dalam pasar mobile money melalui kerja sama dengan Rumah Zakat.
Bagi Skye Sab, mobile money berprospek cerah. Bahkan di Indonesia layanan ini akan semakin
nge-tren dua tahun mendatang.
Berikut wawancara IndoTelko dengan Presiden Direktur PT Skye Sab Indonesia, Adriaan S. Djojorahardjo usai peluncuran aplikasi JAMAL (BelanJA dan BeraMAL) di Demang Resto & Cafe, Sarinah, Jakarta Pusat (Selasa, 8/10).
Apa yang membuat Skye mantap terus berjuang ‘menjajakan’ mobile money di Indonesia?
Kami telah berpengalaman sejak 2008 dan memiliki ijin penyelenggaraan uang elektronik dari Bank Indonesia. Meski awalnya melalui distribusi kartu yang bernama Skye Card, tahun 2012 akhir kami mulai fokus di mobile aplikasi dengan nama Skye Mobile Money (SMM). Ciri khusus mobile money kami adalah adanya program loyalti (poin reward) untuk setiap aktivitas yang dilakukan oleh penggunanya. Selain itu juga pola channel distribusi yang menggandeng institusi atau komunitas, seperti rumah zakat ini.
Beda Skye dengan mobile banking?
Mobile banking yang dimiliki perbankan adalah sebuah layanan tambahan. Perlu alat pendukung lain (token) yang harus dibawa untuk menjaga keamanan transaksi. Skye mengintegrasikan itu semua dengan dalam satu alat, yaitu ponsel. Banyak transaksi yang bisa dilakukan di situ, tidak hanya pembelian dan pembayaran tapi juga pembelian
on web dan pembelian
on site.
Berapa lama lagi Indonesia bisa ‘membuka mata’ untuk Mobile Money?
Sekarang pun sebenarnya tren-nya sudah mengarah ke sana. Saya percaya, dua tahun ke depan, mobile money akan
booming di negara ini.
Apa faktor pendukung ‘booming’ itu?
Perangkat smartphone yang semakin marak, termasuk dukungan vendor ponsel lokal. Apalagi dalam waktu dekat kami berencana untuk melakukan preload aplikasi mobile money ini ke ponsel lokal. Sekitar 50 persen dari total ponsel lokal yang akan beredar di Indonesia akan terdapat aplikasi ini tanpa harus download.
Sebenarnya apa yang membuat masyarakat masih enggan menggunakan mobile money?
Mereka bukannya enggan tapi lebih kepada ketidaktahuan cara menggunakannya. Kami akui, masih harus melakukan edukasi yang gencar terkait mobile money ini. Serta melakukan promo menarik untuk membuat mereka terus menggunakan mobile money. Entah itu dengan promo diskon atau cash back, atau lainnya. Kami sudah memiliki rencana ke depan untuk itu.
Smartphone apa yang ‘paling bersahabat’ untuk digunakan oleh pengguna mobile money?
Semua smartphone mendukung ekosistem mobile money. Bahkan smartphone lokal sekalipun. Namun untuk sistem operasi, memang saat ini 60% pengguna kami terdeteksi masih menggunakan Blackberry, selebihnya adalah pengguna Android. Ke depannya, bukan tidak mungkin angka tersebut akan berbalik. Bahkan 2 bulan ke depan kami sudah siap untuk meluncurkan Skye mobile money di iOS.
Hingga saat ini berapa total download Skye dan berapa active user?
Memang tidak semua pendownload melakukan top up saldo. Hanya sekitar 20 persen saja dari total pendownload yang melakukan top up. Itu kami anggap sebagai pengguna aktif. Sampai saat ini kami punya 50.000 active user. Mereka tercatat melakukan transaksi aktif setiap bulan dan melakukan top up saldo. Rata-rata nilai transaksi mereka sekitar 200 ribu hingga 250 ribu per bulan.
Berapa target pengguna ke depannya?
Hingga Juli 2014, kami targetkan sekitar 1 juta pengguna. Ini bisa kami dapatkan dengan mengakuisisi pelanggan dari komunitas dan institusi. Contohnya Rumah Zakat ini. Total donatur mereka sekitar 145.000. Dari angka itu, sekitar 50% lebih kami harap bisa menjadi user kami. Belum lagi komunitas dan institusi lain yang siap bergabung. Ditambah program preload ke ratusan ribu ponsel lokal.
Positioning Skye Sab ke depannya?
Kami akan lebih menciptakan interaksi antarpengguna Skye, jadi lebih ramai, mirip dengan pola social media. Mungkin kami menyebutnya dengan
Social Payment Gateway.(ct)