telkomsel halo

Strategi Korporasi

Pasca Flexi Ditutup, Telkom Andalkan IndiHome di Pasar Ritel

15:25:25 | 12 Feb 2015
Pasca Flexi Ditutup, Telkom Andalkan IndiHome di Pasar Ritel
Dian Rachmawan (bertopi) dan Pasukan IndiHome (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi  Indonesia Tbk (Telkom) tak tinggal diam di pasar ritel pasca ditutupnya layanan Fixed Wireless Access (FWA), Flexi, Juni mendatang.

Operator pelat  merah ini telah menyiapkan layanan triple play yang menawarkan akses Internet, Internet Protocol TV (IPTV), dan telepon  rumah dengan merek dagang Indihome untuk merangsek pasar ritel telekomunikasi nasional.

Kekuatan dari IndiHome pada infrastruktur Fiber To The Home (FTTH) yang mampu menawarkan kecepatan akses internet hingga 100 Mbps. Selain itu juga ada konten UseeTV yang sudah didukung gambar High Definition (HD), dan  gratis telepon 1000 menit jangkauan lokal atau interlokal.

“Kami memasuki minggu ketiga menjual IndiHome sudah mendapatkan 45 ribu pelanggan baru. Targetnya tahun ini pelanggan IndiHome ada tiga juta pengguna. Pasokannya berasal dari satu juta pengguna Speedy lama yang migrasi dan dua juta hasil nett sales,” ungkap Direktur Consumer Telkom Dian Rachmawan kepada sejumlah media, kemarin.

Sekadar diketahui, Speedy adalah merek lama dari layanan Fixed Broadband milik Telkom  yang menggunakan infrastruktur copper wire, dimana optimal pada kecepatan sampai dengan 2 Mbps, akan terus dikurangi.

Produk Speedy  selama ini cenderung ditawarkan dalam skema single product atau unbundled. Sebanyak 85% pelanggan Speedy masih menggunakan paket layanan dengan kecepatan dibawah 1 Mbps.

“Merek Speedy sudah kubakar. Sekarang bicaranya IndiHome. Ini akan menjadi katalis bagi Telkom di masa depan," tegasnya. (Baca juga: Siasat Telkom membangun IndiHome)

Dalam kalkulasi Dian, apabila target pelanggan IndiHome tercapai akan ada tambahan Rp 1,25 triliun diluar target Rp 8,25  triliun bagi pendapatan direktorat consumer yang dipimpinnya.

"Jika di 2016, ada tambahan pelanggan yang sama bisa dapat pendapatan Rp 18-an triliun, dan di 2017 bisa tembus sekitar Rp 21 triliun. Karena itu saya tegaskan kepada armada, ini titik tak bisa kembali, win or die,” tegasnya.

Lebih lanjut  dikatakannya, guna memanjakan pelanggan, sedang dipikirkan skema bundling lebih seksi yakni dengan menambahkan layanan Wifi.id dan bisa menelpon ke nomor Telkomsel dengan gratis. (Baca juga: Telkom IndiHome mulai menyengat)

GCG BUMN
“Lagi dihitung, misalkan tambah nominal tertentu, fasilitasnya ditambah. Konsep  IndiHome ini adalah memaksimalkan semua alat produksi yang dimiliki Telkom, kita tidak  mau ada yang tidur, rugi di penyusutan,” pungkasnya.(dn)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories