telkomsel halo

Pemerintah Belum Dapatkan OTT Lokal yang Siap Hadapi Asing

14:09:40 | 08 Sep 2015
Pemerintah Belum Dapatkan OTT Lokal yang Siap Hadapi Asing
Rudiantara mencoba aplikasi Indonesia Messenger (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Pemerintah ternyata belum juga mendapatkan Over The Top (OTT) lokal yang akan disiapkan untuk menghadapi dominasi asing di ranah aplikasi.

Wacana yang digulirkan pemerintah sejak Juni lalu ternyata masih dalam tahap diskusi di kalangan Kementrian Komunikasi dan Infomatika (Kemenkominfo) dan  Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) untuk memilih OTT lokal yang tepat dijadikan lawan sepadan bagi pemain asing.

“Untuk isu OTT lokal yang akan kita besarkan itu, tengah dibahas bersama ATSI. Ini bukan urusan mudah bos. Ada kriterianya,” ungkap Menkominfo Rudiantara, kemarin.

Dikatakannya, ATSI mendukung rencana pemerintah, tetapi tengah membuat kriteria bagi OTT lokal yang dianggap mampu melawan serangan dominasi asing.   

"Sekarang ATSI sedang bicara dengan pengembangan lokal dan pemilihan kriterianya. Pemilihan kriterianya ini tidak mudah. Mulai dari terminasi lokal itu apa, banyak variabel belum jelas, “ paparnya.

Ketua Umum ATSI Alexander Rusli mengatakan nanti akan diumumkan OTT Lokal yang diajak bekerjasama dan  bentuk dukungan yang diberikan operator. (Baca juga: Operator dukung OTT lokal)

"Tahap awal ada  tiga atau empat OTT lokal. Kita prioritaskan instan messaging dan sosial media," tuturnya.

Sekadar diketahui, pre install aplikasi lokal salah satu yang akan dihitung dalam tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) pada produk smartphone 4G. (Baca juga: Pemerintah cari OTT Lokal

TKDN untuk smartphone 4G nantinya akan terbagi dua, yakni infrastruktur dan handset. Penentuan TKDN yang akan ditetapkan nanti akan berdampak dengan majunya ekosistem 4G. (Baca juga: aplikasi lokal di smartphone 4G)

GCG BUMN
Implementasi TKDN bisa berkontribusi besar dalam penghematan  karena komponen yang tadinya harus diimpor, kini bisa digantikan oleh produk dalam negeri. Jika kebijakan ini telah berjalan efektif, ada penghematan biaya impor hingga US$ 5 miliar yang tentunya sangat signifikan pengaruhnya bagi devisa negara.(wn)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories