telkomsel halo

Survei: Pengguna inginkan tarif interkoneksi turun

10:32:37 | 07 Sep 2016
Survei: Pengguna inginkan tarif interkoneksi turun
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Indonesia Development Monitoring (IDM) menyatakan mayoritas pengguna jasa Halo-halo menginginkan adanya penurunan tarif interkoneksi sesuai dengan rencana pemerintah.  

“Hasil temuan survei pada konsumen telepon sangat berharap dan mendukung lahirnya kebijakan pemerintah memberikan jasa layanan interkoneksi yang murah antar operator telepon," kata Direktur Eksekutif IDM, Widodo Tri Sektianto, dalam rilisnya, kemarin.

Survei dilakukan pada tanggal 21-30 Agustus 2016 di 33 Provinsi dan 200 Kabupaten/Kota di Indonesia.Responden terpilih sebanyak 1241 penguna jasa telepon seluler dari 281.9 juta populasi pengunaan jasa operator dan SIM card yang aktif.

Survei mengunakan metode multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan 95 persen dengan Margin of Error +/- 2.6 persen.

Menurutnya,  sebanyak 73, 4% responden menyatakan setuju, sementara yang mengatakan tidak setuju terdapat 23% persen dan tidak tahu ada 3, 6%.

Dari survei dinyatakan mayoritas responden menilai tarif interkoneksi melalui sambungan telepon dan SMS antar operator seluler masih sangat mahal. Padahal untuk roaming internasional baik voice maupun data dianggap tidak mahal dibandingkan interkoneksi roaming diluar negeri.

Hal ini terbukti berdasarkan biaya terminasi lokal antar seluler sebesar Rp 250/menit. Sedangkan biaya terminasi jarak jauh bertarif Rp452 per/menit. Sehingga hal tersebut tidak logis jika dibandingkan dengan tarif on-net operator.

"Pengguna telepon seluler lebih banyak untuk kebutuhan menelepon dan SMS dibandingkan untuk digunakan keperluan social media dan akses internet, padahal responden menganggap tarif telepon interkoneksi dan SMS jauh lebih mahal," katanya.

Dikatakannya, mahalnya tarif interkoneksi antar operator   akhirnya membebani pelanggannya, sebab beban interkoneksi ditanggung pelanggan melalui tarif off-net yang mahal. Selain itu, mahal dan murahnya tarif on-net menyebabkan peningkatan rate di masing-masing operator, belum lagi ketidak efisienan dari pelanggan yang cenderung menggunakan lebih dari satu nomor handphone.

Dijelaskannya, perbedaan ketetapan tarif on-nett dan tarif off-net dari operator selular, bakal menciptakan masalah tersendiri. Sebab tarif off-net operator bisa lebih dari 15 kali lebih mahal dibanding tarif on-net.

Dampaknya, pelanggan operator menggunakan banyak nomer dari operator lain untuk mnghindari tarif off-net yang mahal. Selain itu, sambungnya, sudah pasti terjadi churn rate tinggi sebab promosi yang tak rasional, jor-joran di tarif on-net dan beban tarif mahal di off-net. (Baca: Kisruh Interkoneksi)

GCG BUMN
"Bisa jadi, kompetisi tarif off-net tak berfungsi, sebab operator besar tak mau merubah dan operator kecil tak berani memulai melakukan penurunan harga off-net, apalagi jika hal ini terkait dengan biaya interkoneksi di Indonesia yang masih mahal," kata Widodo.(id)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year