JAKARTA (IndoTelko) – PT Angkasa Pura II (AP II) tak main-main dalam merealisasikan airport go digital demi meningkatkan layanan ke pelanggan yang menggunakan jasa bandara.
“AP II serius melakukan transformasi bisnis. Kita genjot pembangunan infrastruktur fisik dan lunak. Soft infrastructure itu adalah teknologi informasi dalam rangka menunjang smart airport di bandara-bandara yang dikelola AP II. Quick Win untuk airport go digital sudah ditetapkan Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kita sudah mulai dengan penyediaan WiFi kecepatan tinggi, sekarang menyusul beberapa aplikasi untuk menunjang layanan di Terminal 3,” ungkap Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam lunch session bersama IndoTelko, Selasa (25/10).
Dikatakannya, saat ini telah selesai dibangun command center dan war room yang menyajikan sejumlah data real time untuk memantau layanan hingga kinerja perseroan.
“Kunci dari smart airport itu adalah sensing alias kita bisa tahu performa dan kebutuhan lapangan. Command center dan war room ini akan menyajikan data real time untuk dieksekusi,” ulasnya.
Diungkapkannya, terdapat 9 program utama dalam mewujudkan smart airport di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta yakni penyediaan aplikasi mobile, kios self service check in dan baggage drop, peningkatan bandwidth WiFi menjadi 50 Mbps per access point, smart toilet, smart parking building, pembuatan fleet management system untuk shuttle dan public bus bandara, digitalisasi proses antrian taksi, pembangunan airport operation control center, serta integrasi automatic baggage handling system (Automatic BHS).
Sejumlah aksi go digital di Terminal 3 ini banyak didukung oleh Telkom. (
Baca:
Aksi Airport Go Digital)
“Beberapa sudah kita realisasikan atau tahap uji coba, seperti WiFi super cepat, kios self service check in dan baggage drop, digitalisasi proses antrian taksi, operation control center, serta smart toilet,” katanya.
Dikatakannya, dalam membangun smart toilet seluruh staff kebersihan dan supervisor dari ISS sebagai mitra sudah dimasukkan dalam database untuk menindaklanjuti setiap keluhan pengguna melalui ystem smart toilet. “Output dari sistem smart toilet salah satunya adalah KPI setiap staff kebersihan berikut supervisornya,” katanya.
Secara terpisah, President Director & CEO ISS Indonesia Elisa Lumbantoruan mengungkapkan dalam memberikan layanan perseroan membentuk KSO dengan anak usaha AP II yakni Angkasa Pura Solusi (APS). “Kita dukung untuk kebersihan (indoor dan outdoor) dan Pengamanan Parkir di seluruh Terminal Bandara Soekarno-Hatta. Saat ini ada 800 staf ISS di sana (Terminal 3), nanti bakal menjadi 1.500 orang kalau Terminal Internasional dibuka,” kata Elisa dalam pesan singkat ke IndoTelko, Rabu (26/10).
Dijelaskan Elisa, konsep dari smart parking adalah memudahkan pelanggan untuk memantau kapasitas dari lahan parkir yang akan ditempatinya. “Kalau di toilet itu feedback screen, sangat simple,” tutupnya.
Asal tahu saja, AP II tengah mengincar rating bintang 5 versi Skytrax bagi Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Saat ini salah satu pintu gerbang milik Indonesia itu baru menyandang bintang 3.
Dalam laporan terbaru versi sleepinginairports.net, Bandara Changi menjadi bandara terbaik karena mampu menyabet tiga gelar sekaligus sebagai bandara terbaik untuk tidur, bandara terbaik untuk istirahat dan bandara terbaik untuk semua pengalaman yang tak terlupakan.
Bagaimana dengan Bandara Soekarno-Hatta? Maaf, dalam 10 besar tak ada disebut-sebut nama Terminal 3 yang kala dibuka memasang ambisi setinggi langit yakni menyaingi Changi. Namun dalam perjalanannya banyak insiden terjadi mulai dari "banjir lokal", plafon ambruk, WC mampet, hingga pelayanan Avsec yang arogan. Entahlah kalau proyek smart airport ala Awaluddin benar-benar berjalan mulus nantinya.(id)