JAKARTA (IndoTelko) – SAP SE (SAP) menyelenggarakan 2016 Africa Code Week dan Refugee Code Week yang diikuti lebih dari 430 ribu anak muda di 30 negara di Benua Afrika dan empat negara di Timur Tengah.
Dalam rilisnya dinyatakan, inisiatif ini mendukung tujuan SAP untuk memberdayakan orang-orang muda dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk maju dalam ekonomi digital.
Untuk Afrika SAP memiliki visi untuk melatih lebih dari 200.000 guru dan membekali 5 juta pemuda dengan keterampilan coding dasar pada tahun 2025. Hal ini, dalam jangka panjang, akan membantu menutup kesenjangan keterampilan teknologi informasi dan komunikasi kesenjangan keterampilan di benua tersebut, yang merupakan faktor penentu keberhasilan untuk pertumbuhan dan persatuan ekonomi.
Afrika Code Week dipelopori oleh SAP pada tahun 2015 sebagai bagian dari investasi sosial perusahaan untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan di Afrika.
Acara ini merupakan kisah tentang ratusan sekolah, guru, menteri, pusat-pusat komunitas, code clubs, LSM, perusahaan dan organisasi nirlaba yang berkumpul untuk memulai inisiatif melek digital terbesar yang pernah diselenggarakan di benua Afrika.
Partner bisnis utama meliputi Cape Town Science Centre dan Galway Education Centre. Partner strategis mereka mencakup UNESCO, Google Inc., Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan dan masih banyak lagi.
Upaya bersama mereka menghasilkan pelatihan lebih 427.000 pemuda dari 30 negara, secara dramatis melebihi target partisipasi awal sebanyak 150.000 siswa. Sesi pelatihan berjalan dari 15 hingga 23 Oktober dan diselenggarakan oleh SAP bersama lebih dari seratus partner bisnis. Untuk menjamin keberlanjutan dari inisiatif tersebut, lebih dari 6.000 pendidik akan terus menawarkan sesi pembelajaran coding kepada anak-anak muda setelah ajang Code Week berakhir.
Terinspirasi oleh hasil dari Africa Code Week, Refugee Code Week didirikan sebagai pilar inti dari Program Bantuan Pengungsi yang disponsori oleh SAP untuk menyediakan orang-orang muda dan orang-orang di komunitas pengungsi dengan keterampilan coding yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
Hal ini merupakan bagian dari upaya SAP untuk menanggapi seruan Presiden Obama dalam membantu mengatasi krisis pengungsi global. Kolaborasi ini melibatkan Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi, Galway Education Centre dan lebih dari 30 partner bisnis lokal dan internasional.
Lebih dari 10.000 anak-anak dan remaja - penduduk setempat dan pengungsi - di Mesir, Yordania, Lebanon dan Turki mendapat kesempatan untuk mempelajari keterampilan coding tingkat dasar dan lanjutan. Para siswa di kelompok usia 18-24 tahun khususnya, berkesempatan mempelajari keterampilan yang berhubungan dengan dunia kerja, pemrograman web dan penggunaan aplikasi SAP Business One - software manajemen bisnis dari SAP yang dirancang khusus untuk usaha kecil dan menengah.
Menyediakan akses ke pendidikan merupakan salah satu tantangan terbesar dari krisis pengungsi di Timur Tengah. Keterampilan coding dapat membantu anak remaja dan dewasa muda mendapatkan pekerjaan dan menjalani hidup secara independen. Para siswa terbaik turut ambil bagian dalam ajang IT boot camp milik partner bisnis SAP, RBK, selama empat bulan, yang dapat mengarah ke penempatan kerja bagi hampir semua dari mereka di perusahaan lokal.
Selain Refugee Code Week, ratusan guru, orang tua dan pendidik menawarkan kursus online untuk melanjutkan pelatihan coding di masyarakat dan perguruan tinggi. Tanggapan positif ini semakin memperbesar dampak dari inisiatif tersebut dan memberikan keterampilan digital untuk anak-anak muda di negara-negara penyelenggara.(ak)