JAKARTA (IndoTelko) - Proses perizinan di penerbangan nasional yang dilakukan secara online mampu membantu memperlancar operasional penerbangan pada masa sibuk (peak season).
Hal ini terbukti pada masa peak season Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 yang ditetapkan mulai tanggal 19 Desember 2016 sampai dengan 3 Januari 2017 lalu.
Pada periode tersebut, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara secara cepat dapat memproses permohonan 977 persetujuan terbang (Flight Approval) yang diajukan oleh maskapai penerbangan domestik. Yaitu dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya Air, NAM Air, Batik Air, Lion Air, Wings Air, Air Asia Extra, Kalstar dan Susi Air.
“Dengan sistim online ini, proses pengajuan flight approval dari maskapai hingga kemudian persetujuan dari Ditjen Perhubungan Udara menjadi lebih cepat dan transparan. Hal ini bisa membantu persiapan maskapai untuk melayani penumpang dengan baik. Dan tentu saja juga meningkatkan keselamatan dan keamanan penerbangan,” ujar Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo dalam rilisnya, kemarin.
Suprasetyo menyatakan sistim online pada proses perizinan di penerbangan nasional ini akan diteruskan dan dikembangkan. Sistim online di penerbangan nasional mulai diujicoba pada 2 Februari 2015 dan secara resmi dipergunakan pada 9 Februari 2015.
Pada tahap awal, perizinan yang memakai sistim online adalah Flight Approval (FA). Kelebihan sistem baru FA Online ini di antaranya adanya notifikasi status permohonan, pembayaran secara online dan didukung dengan fasilitas helpdesk selama 24 jam sehari.
Beberapa izin yang juga diberlakukan online adalah izin rute, Surat Izin Usaha Angkutan Udara (SIUAU), Surat Izin Kegiatan Angkutan Udara (SIKAU), General Sales Agent (GSA) dan sebagainya.
Untuk program jangka panjang, Kementerian Perhubungan akan membangun sebuah sistem berbasis IT di bidang penerbangan yang disebut dengan Sistem Manajemen Penerbangan Indonesia atau Indonesia Airspace Management System (IAMS).
IAMS diharapkan dapat menginterasikan seluruh sistem yang ada di bidang penerbangan. Yaitu antara Kementerian Perhubungan dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) penerbangan.
Angkasa Pura II
Secara terpisah, Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengungkapkan secara kumulatif sejak 18 Desember 2016 hingga 2 Januari 2017 jumlah pergerakan penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta tercatat sebanyak sekitar 2,93 juta penumpang. Diperkirakan hingga 8 Januari 2017 jumlah penumpang dapat mencapai 4,09 juta penumpang.
Sementara itu, jumlah penumpang di 13 bandara di bawah lingkungan AP II pada periode Natal dan Tahun Baru diperkirakan mencapai 6,42 juta penumpang.
Pada 2017, pengelola bandara ini juga menyiapkan sejumlah program insentif bagi maskapai guna mendukung pertumbuhan pariwisata Indonesia.
Insentif tersebut adalah Pembebasan Tarif Pelayanan Jasa Pendaratan bagi maskapai yang baru membuka rute internasional dan bagi maskapai yang menambah frekwensi penerbangan rute internasional di seluruh bandara AP II.
Perseroan juga memberian insentif berupa cash back bagi maskapai yang mampu meningkatkan jumlah penumpang di rute internasional di bandara-bandara AP II.
Di samping itu, perseroan juga memberikan insentif Pembebasan Tarif Pelayanan Jasa Perpanjangan Jam Operasi dan Pembebasan Tarif Pelayanan Jasa Pendaratan bagi maskapai yang mengoperasikan penerbangan tambahan atau extra flight di luar jam reguler bandara.
“Kami juga menghimbau agar mulai tahun ini maskapai lebih banyak lagi mengoperasikan pesawat berbadan lebar atau wide body untuk menggantikan pesawat berbadan sedang atau narrow body sehingga slot time penerbangan di bandara-bandara dapat dimaksimalkan. Melalui pengoperasian wide body maka jumlah penumpang yang diangkut lebih banyak namun penggunaan slot time dapat dikurangi sehingga bandara lebih optimal,” jelas Pria berkumis itu.
Melalui program insentif dan optimalisasi slot time penerbangan, AP II menargetkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara yang masuk dari bandara-bandara di bawah pengelolaan perusahaan menjadi 4 juta orang atau naik dari tahun lalu sekitar 3,3 juta orang.(id)