Huawei yakin teknologi 4,5G dorong ekonomi digital

08:07:37 | 18 Jan 2017
Huawei yakin teknologi 4,5G dorong ekonomi digital
Deputy Director ICT Strategy & Marketing, Huawei Indonesia, Mohamad Rosidi.(dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Vendor teknologi asal Tiongkok, Huawei, menyakini teknologi 4,5G bisa mendorong pertumbuhan ekonomi  digital kala operator memperluas implementasinya  di Indonesia di tahun 2017.

“Huawei percaya akan pentingnya penyebaran teknologi 4.5G di Indonesia pada tahun 2017 untuk mendukung usaha pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020,” ujar Deputy Director ICT Strategy and Marketing Huawei Indonesia Mohamad Rosidi, kemarin.

Menurutnya, teknologi ini akan membantu technopreneur untuk mengembangkan usaha mereka, sehingga membantu terciptanya 1.000 technopreneur di tahun 2020. Di masa depan, teknologi 4.5G akan membantu terciptanya Indonesia yang lebih aman melalui Smart City, masyarakat yang lebih kreatif di bidang digital, serta mempercepat implementasi teknologi pita lebar (broadband) di Indonesia.”

Adapun tiga aspek yang menjadi tujuan dari penerapan teknologi 4.5G yaitu Video (untuk individu), WTTx (untuk hunian), dan Cellular Internet of Things. Dengan menggunakan teknologi 4.5G, Huawei mampu menghadirkan pengalaman terbaik menikmati video dengan resolusi 4K dan perangkat Mobile Virtual Reality (VR) berkualitas tinggi berkat penggunaan bandwidth yang besar. Kehadiran solusi WTTX memungkinkan pengguna rumahan dan UKM untuk dapat mengakses internet dengan kecepatan unduh dan unggah yang super tinggi.

Tidak hanya itu saja, jaringan internet berbasis serat optik nirkabel (4.5G atau 5G) juga memungkinkan pengguna untuk menikmati siaran TV beresolusi 4K, menonton video dan permainan berdefinisi tinggi dengan menggunakan perangkat VR, serta merasakan perkakas rumah berbasis IoT.

Rosidi menjelaskan lebih lanjut bahwa jaringan 4.5G akan memberikan tiga manfaat penting pada pengguna seluler di Indonesia, yaitu kecepatan unduh yang tinggi, penggunaan aplikasi-aplikasi pintar di kehidupan seharihari, dan tingkat latensi yang rendah (low latency) sehingga memungkinkan transfer data secara cepat tanpa menggunakan kabel.

Teknologi 4.5G yang mampu menghasilkan kecepatan sebesar 1Gbps memungkinkan pengguna untuk mengunduh video Blu-ray 25GB hanya dengan waktu kurang dari dua menit.

Pengguna juga dapat menikmati film serial dan streaming video Full-HD tanpa gangguan buffering. Selain itu, teknologi Narrowband Internet of Things (NB-IoT) 4.5G hanya membutuhkan daya yang sedikit dan menunjang berbagai aplikasi pintar, seperti smart parking, teknologi terbaru untuk mencari lahan parkir yang kosong melalui ponsel pintar.

Jaringan latensi rendah dengan keterlambatan (delay) sebesar 10ms juga memungkinkan penggunaan aplikasi pintar untuk industri, seperti pertambangan dari jarak jauh (remote mining) dan proses produksi industri, serta aplikasi untuk pertolongan pada saat bencana alam.

Teknologi ini dapat menjawab meningkatnya kebutuhan masyarakat akan akses data yang lebih cepat.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Ernst and Young, terdapat 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna ponsel pintar di Indonesia pada tahun 2016.

Sebagai tahap awal, pada Oktober 2016, Huawei Indonesia telah bekerja sama dengan Telkomsel untuk meluncurkan uji jaringan 4.5G dalam ruangan tercepat di Jakarta, yang dilanjutkan dengan Bandung dan Surabaya pada Desember 2016.

“Kami berharap manfaat perluasan jaringan 4.5G di tahun ini akan langsung dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya seluruh pihak yang terlibat dalam ajang olahraga berskala besar,” tutup Rosidi.

Asal tahu saja, menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), pemerintah memperkirakan nilai eCommerce di Tanah Air akan menembus angka US$ 130 miliar atau setara dengan Rp 1.726 triliun di tahun 2020, meningkat secara drastis sebanyak US$ 18 miliar atau setara dengan Rp 239 triliun dibandingkan dengan tahun 2015.

Prediksi ini mengacu pada pemetaan ekonomi digital yang digagas bersama dengan beberapa Kementerian lain untuk memenuhi target dalam menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020.

Berdasarkan estimasi pemetaan ekonomi digital, pemerintah optimistis dapat menciptakan lebih dari 1.000 technopreneur dengan nilai bisnis sebesar US$ 10 miliar atau setara dengan Rp 132 triliun di tahun tersebut.

Usaha Kecil Menengah (UKM) yang mewakili 99,9% perekonomian Indonesia menjadi fokus utama yang akan dikembangkan oleh pemerintah karena sektor ini merupakan pilar utama perekonomian yang berkontribusi terhadap lebih dari 60% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.(sg)

Artikel Terkait