JAKARTA (IndoTelko) - Pemain eCommerce, Bhinneka.com, ingin memacu pendapatan dari segmen korporasi mencapai 40% dari total omset di 2017.
“Hingga akhir 2016, Bhinneka telah menjadi partner penyedia produk untuk 4 ribu korporasi yang terdiri dari SMB (Small Medium Businesses) dan Enterprise. Di 2017 ini, Bhinneka berencana meningkatkan presentasi pendapatan dari B2B hingga mencapai 40 persen dari total. Tahun ini pula, kami yakin terjadi peningkatan jumlah pelanggan korporasi hingga 25 persen dibandingkan 2016,” ungkap founder dan CEO Bhinneka, Hendrik Tio, kemarin.
Seperti diketahui, pada 2015 Bhinneka menjadi pelopor sebagai eCommerce pertama yang bermitra dengan pemerintah. Melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP), Bhinneka bergabung pada platform online untuk belanja anggaran pemerintah. Apalagi di tahun yang sama, Bhinneka mendapatkan investasi pertama dari Ideosource.
“Sejauh ini, Bhinneka telah melayani pengadaan barang/jasa untuk 136 instansi termasuk kementerian, lembaga tingkat provinsi/kabupaten/kota,” papar Hendrik Tio.
Sepak terjang Bhinneka berlanjut di tahun 2016, yakni dengan menyasar kebutuhan business procurement. Untuk memudahkan kolaborasi bisnis antara Bhinneka dengan klien korporasi, diluncurkan platform “Bhinneka Bisnis” yang bisa diakses di https://bisnis.bhinneka.com/ sebagai one stop online destination untuk kebutuhan tersebut. Selain pilihan yang lengkap dan hemat, Bhinneka juga menawarkan layanan purnajual terbaik, lewat service center yang profesional.
Di sisi lain, “Bhinneka Bisnis” juga bisa menjadi solusi kebutuhan startup dalam negeri untuk proses pengadaan yang aman, efektif dan efisien, terkendali, transparan, dan menyeluruh. Hal ini penting mengingat startup menjadi tren bisnis sejak beberapa tahun belakangan, baik sebagai sektor usaha kreatif baru, maupun sebagai media menumbuhkembangkan gelora entrepreneurship muda secara nasional.
Milestones ini menambah panjang catatan sejarah Bhinneka, yang berawal sebagai distributor large format printer dan komputer tahun 1993, hingga terjun ke bisnis online retail Bhinneka.Com pada 1999 silam. Disusul dengan pembukaan gerai offline pertama pada 2001. Hingga kini, Bhinneka telah melayani lebih dari 1,5 juta pelanggan dengan total 5 juta transaksi di seluruh Indonesia.
Hadir sejak 1999 sebagai pelopor eCommerce di Indonesia, Bhinneka meyakini bahwa keberadaan offline store atau toko fisik juga penting untuk memaksimalkan pelayanan serta pengalaman belanja. Untuk itu, Bhinneka akan memperluas dan memperkuat jaringan toko, dengan rencana pertambahan lima hingga sepuluh gerai pada tahun ini.
“Di usia ke-24 ini, Bhinneka harus bisa membuktikan bahwa kami bisa tetap relevan dengan pasar dan industri, baik sebagai perusahaan maupun e-commerce. Sebagai e-commerce, Bhinneka harus selalu update dan beradaptasi terhadap tren baik dari sisi produk, pelayanan, juga perkembangan teknologi yang digunakan,” tuturnya.
Secara langsung, rencana pengembangan bisnis Bhinneka di lini offline ini juga untuk mendukung capaian pada 2015 dan 2016 lalu.
“Lewat perkembangan pasar, customer, dan industri eCommerce Indonesia yang mulai dewasa, momentum tahun ini adalah saat yang tepat untuk mengedukasi customer agar lebih jeli memilih e-commerce dari sisi kualitas (jaminan servis, produk, keamanan dan pelayanan purna jual yang baik). Strategi ini akan berdampak positif tak hanya bagi para pelaku eCommerce, juga bagi kelangsungan industri, dan tumbuh kembang perekonomian Indonesia secara keseluruhan,” tutupnya.(wn)