Sektor telekomunikasi diprediksi akan meneruskan transformasinya pada 2025 di tengah konsolidasi yang terjadi di antara pemain.
Kalangan analis memproyeksi pertumbuhan sektor telekomunikasi sebesar 6-8% year-on-year (YoY) pada tahun 2025 mencapai Rp320 triliun, mengingat sektor ini menjadi salah satu sektor kunci yang menopang percepatan digitalisasi dan perekonomian nasional.
Analis memproyeksikan prospek average revenue per user (ARPU) yang lebih positif, didorong oleh stabilisasi belanja konsumen sejak kuartal III-2024.
Di sisi lain, rencana merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Tbk (FREN) diyakini menciptakan kondisi pasar oligopoli, mendukung peningkatan ARPU di segmen seluler.
Meski, merger antara XL Axiata dan Smartfren menjadi katalisator perubahan besar di lanskap telekomunikasi nasional. Konsolidasi ini diperkirakan akan menciptakan entitas dengan pendapatan gabungan yang tumbuh sekitar 9% YoY, terutama melalui sinergi infrastruktur, peningkatan kapasitas layanan, dan ekspansi pasar ke area underserved.
Di tengah langkah ini, Telkomsel dan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) harus bersiap menghadapi kompetisi yang lebih intensif, baik dari sisi tarif, kualitas layanan, maupun penetrasi teknologi 5G. Konsolidasi ini juga akan memperkuat posisi XL-Smartfren dalam mempercepat adopsi broadband dan memaksimalkan bundling layanan fixed-mobile.
Teknologi 5G akan menjadi mesin utama pertumbuhan sektor ini di 2025. Dengan target pertumbuhan pasar teknologi 5G sebesar 43,9% secara global, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk memperluas jangkauan 5G hingga ke kota-kota lapis kedua.
Selain itu, penerapan Internet of Things (IoT) diprediksi akan menyumbang kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan operator, terutama di segmen enterprise dan smart city. Nilai pasar IoT di Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp1.700 triliun membuka peluang besar bagi operator untuk menciptakan solusi inovatif.
Adopsi kecerdasan buatan (AI) generatif juga akan mendukung efisiensi operasional dan pengembangan layanan baru. Operator telekomunikasi diprediksi akan meningkatkan investasi mereka di bidang ini, dengan kontribusi AI terhadap produktivitas sektor mencapai 15-20% dari total efisiensi biaya operasional.
Dampak Turunan
Masih tumbuhnya bisnis operator akan memberikan dampak positif bagi bisnis pendukung seperti pemain menara, distributor voucher, data center, dan lainnya.
Proyeksi pertumbuhan permintaan infrastruktur telekomunikasi, termasuk menara dan serat optik, mencapai 8-10% pada 2025, didorong oleh peningkatan penetrasi 5G dan perluasan jaringan broadband. Pemain seperti Protelindo, Tower Bersama Group, dan Mitratel diperkirakan akan terus mendapatkan kontrak baru meskipun menghadapi tekanan harga dari konsolidasi pemain telekomunikasi.
Di sisi lain, industri data center akan tumbuh sekitar 15-20% YoY, didorong oleh kebutuhan kapasitas cloud, edge computing, dan digitalisasi bisnis. Pemain besar seperti DCI Indonesia dan Telkomsigma berada dalam posisi strategis untuk memanfaatkan lonjakan permintaan ini.
Sektor fixed broadband juga diperkirakan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sekitar 10-12% YoY pada 2025, terutama didukung oleh peningkatan penetrasi broadband rumah tangga di luar Pulau Jawa. XL Home, setelah merger, diprediksi akan memperluas jangkauan pasar dan memperkuat posisinya sebagai pesaing utama IndiHome dan Biznet.
Bundling layanan fixed-mobile yang lebih kompetitif menjadi strategi utama pemain untuk menarik pelanggan baru, sekaligus mempertahankan pelanggan lama dalam pasar yang semakin matang.
Tantangan
Meski proyeksi pertumbuhan sektor telekomunikasi pada 2025 sangat positif, tantangan tetap ada. Regulasi yang belum sepenuhnya mendukung adopsi teknologi baru, tingginya kebutuhan investasi infrastruktur, serta persaingan tarif yang agresif menjadi hambatan utama.
Namun, peluang dari digitalisasi ekonomi, perluasan pasar fixed broadband, dan inovasi layanan seperti cloud gaming dan metaverse membuka ruang bagi operator untuk tetap tumbuh secara berkelanjutan.
Kesimpulannya, industri telekomunikasi Indonesia pada 2025 berada di jalur yang menjanjikan untuk mendukung transformasi digital nasional. Tinggal regulator memberikan insentif untuk mengakselerasi semua peluang agar sektor ini bisa memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
@IndoTelko