Mudik Lebaran adalah momentum tahunan yang selalu diiringi dengan lonjakan aktivitas komunikasi.
Tahun 2025 tidak berbeda, dengan lonjakan trafik data yang diprediksi meningkat sekitar 15-20% dibandingkan hari biasa.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bersama operator seluler telah menyiapkan berbagai langkah strategis guna memastikan kelancaran layanan telekomunikasi selama musim mudik.
Kemkomdigi berperan aktif dalam koordinasi lintas sektor dengan membentuk satuan tugas dan posko pemantauan 24 jam di berbagai titik strategis, termasuk bandara, pelabuhan, terminal, dan rest area tol. Posko ini bertugas memastikan kualitas layanan tetap stabil, terutama dalam menghadapi lonjakan trafik. Selain itu, Kemkomdigi juga berkolaborasi dengan Kementerian Perhubungan dalam penyebaran informasi publik terkait arus mudik melalui SMS blast dan kanal digital.
Di sisi operator seluler, langkah-langkah peningkatan kapasitas dan infrastruktur telah dilakukan oleh masing-masing penyedia layanan:
• Telkomsel melakukan optimalisasi jaringan pada lebih dari 244.000 BTS, menyiagakan 36 unit BTS bergerak (Combat), dan membangun 325 BTS 4G baru.
• Indosat Ooredoo Hutchison memfokuskan peningkatan kapasitas jaringan di 632 titik keramaian dan menempatkan 14 Mobile BTS di jalur-jalur strategis, khususnya di Jawa Timur.
• XL Axiata memperkuat jaringan di lebih dari 2.000 BTS, menambah kapasitas inti jaringan sebesar 20%, dan mengerahkan 120 Mobile BTS di sepanjang jalur mudik utama.
• Smartfren melakukan optimasi jaringan di berbagai lokasi strategis serta menyediakan posko layanan pelanggan di stasiun, terminal, dan rest area.
Selain peningkatan infrastruktur, operator seluler juga menghadirkan program promosi menarik. Paket diskon internet hingga 50% ditawarkan untuk mendukung kebutuhan komunikasi pelanggan selama Ramadan dan Lebaran.
Tantangan
Meskipun persiapan ini patut diapresiasi, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi.
Pertama, peningkatan kapasitas jaringan masih belum merata di daerah terpencil. Fokus utama masih berada di jalur mudik utama, sementara wilayah pedesaan atau daerah yang bukan menjadi rute utama sering kali masih mengalami keterbatasan sinyal.
Kedua, meskipun promo paket internet menarik, belum ada langkah konkret dalam mengatasi isu harga yang masih dirasakan mahal oleh sebagian masyarakat. Operator sebaiknya mempertimbangkan paket dengan harga lebih kompetitif, terutama untuk pengguna di daerah dengan daya beli rendah.
Ketiga, meskipun posko pemantauan sudah disiapkan, respons terhadap gangguan layanan sering kali masih lambat. Operator perlu memastikan adanya sistem respons cepat untuk menangani keluhan pelanggan, khususnya di titik-titik padat pemudik.
Keempat, perlu ada evaluasi pasca-Lebaran untuk memastikan apakah strategi yang diterapkan benar-benar efektif. Transparansi dalam hasil evaluasi ini akan membantu perbaikan layanan ke depan.
Ke depannya, perlu strategi yang lebih inklusif agar layanan telekomunikasi dapat diakses secara merata oleh seluruh masyarakat, tidak hanya bagi mereka yang berada di jalur utama mudik agar libur lebaran benar-benar dinikmati tanpa kendala sinyal lemot.
@IndoTelko