JAKARTA (IndoTelko) - PT Digital Tunai Kita (Tunai Kita) makin ekspansif menggarap layanan peer to peer (P2P) lending di Indonesia.
"Fintech P2P Lending sebagai alternatif instrumen keuangan berupa pendanaan gotong royong secara digital. Potensinya besar di Indonesia," kata Co-Founder dan COO Digital Tunai Kita Andry Huzain, belum lama ini.
Saat ini Tunai Kita telah beroperasi di 27 kota, antara lain, Jabodetabek, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, Pekanbaru, Batam, Palembang, Medan dan Padang, Makassar dan Manado.
Menurutnya, Medan merupakan salah satu kota yang strategis dan potensial untuk mengembangkan pasar fintech, karena menurut data OJK tahun 2017, tingkat literasi di provinsi Sumatera Utara relatif tinggi yaitu sebesar 32,36%, sedangkan inklusinya mencapai 75,7%.
“Saat ini customer Tunai Kita di Medan sudah mencapai 3000 nasabah, sehingga kami akan berusaha terus untuk mendekatkan diri dan melayani masyarakat di Medan khususnya, dan Sumutera Utara pada umumnya agar dapat merasakan layanan dan manfaat dari kehadiran industri fintech,” tambahnya.
CEO Tunai Kita James Chan menambahkan Tunai Kita merupakan startup yang bergerak di segmen P2P lending dengan mengkombinasikan prinsip-prinsip finansial, teknologi mobile, big data, dan machine learning untuk mengevaluasi kredit dan menyetujui pinjaman dengan dengan lebih cepat berkualitas karena menggunakan teknologi lending robot.
“Tunai Kita merupakan perusahaan fintech P2P lending pertama di Indonesia yang membangun teknologi lending robot sehingga mampu mengelola manajemen risiko dalam penyaluran pinjaman yang transparan dan efisien,” jelasnya.
James menambahkan, rata-rata waktu proses pengajuan kredit hingga proses persetujuan di Tunai Kita sebetulnya hanya membutuhkan waktu dalam hitungan detik saja.
“Tetapi Tunai Kita tidak sendirian, karena prinsip kerja P2P lending itu gotong royong, maka proses pengajuan kadang bisa lebih dari beberapa menit. Lending Robot kami dapat menyetujui pinjaman dalam beberapa detik tergantung pada kelayakan kredit, dan bekerja 7 hari seminggu termasuk akhir pekan," katanya.
James menegaskan bahwa Tunai Kita bekerja secara gotong royong dengan berbagai sumber pendanaan dan mitra di Indonesia yang memiliki berbagai tingkat Service Level of Acceptance sehingga pelanggan dapat menikmati pinjaman yang dicairkan dalam waktu 24 jam.
Dia menilai pergeseran perilaku masyarakat pada aspek layanan digital dengan memanfaatkan penggunaan teknologi digital, dan penetrasi pengguna internet dan smartphone yang tinggi memicu pesatnya perkembangan fintech di industri keuangan di Tanah Air.
Saat ini, nilai pinjaman yang ditawarkan Tunai Kita bervariasi antara Rp500.000 – Rp20.000.000 dengan tenor yang bervariasi antara 14 hari hingga 6 bulan.
Asal tahu saja, PT. Digital Tunai Kita (DTK) yang didirikan pada Januari 2017 adalah perusahaan patungan antara WeCash Southeast Asia, JAS Kapital dan Kresna Usaha Kreatif.
Berkantor pusat di Beijing, Wecash memiliki lebih dari 700 karyawan yang tersebar di Tiongkok, Amerika Serikat, Brazil, Singapura, Indonesia, India, dan Vietnam. Dalam 3 tahun terakhir, perseroan berhasil mencatat investasi modal lebih dari US$ 260 juta. Wecash bekerja dengan lebih dari 30 lembaga keuangan dan memiliki lebih dari 130 juta pengguna di seluruh dunia. Pada 2017, Wecash mengucurkan lebih dari 14 juta pinjaman dengan nilai keseluruhan lebih dari US$5 miliar.(wn)