telkomsel halo

HSBC-PSF hadirkan modul fintech pertama di Indonesia

04:05:00 | 07 Aug 2018
HSBC-PSF hadirkan modul fintech pertama di Indonesia
JAKARTA (IndoTelko) - PT Bank HSBC Indonesia bekerjasama dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF) melalui Sampoerna University (SU) kembali mengadakan program edukasi Training for Trainers (ToT) bagi para dosen di bidang keuangan dan perbankan.

Sebanyak kurang lebih 60 dosen dari berbagai daerah di Indonesia mendapatkan pelatihan lewat modul financial keuangan yang up to date. Modul ini juga merupakan modul FinTech pertama yang pernah dibuat di Indonesia, yang berfokus pada tiga topik mutakhir di bidang keuangan dan perbankan modern, yaitu microfinance, wealth management dan Financial Technology.

“Perkembangan ilmu keuangan dan perbankan merupakan salah satu fokus utama HSBC Indonesia, apalagi di tengah transformasi industri yang demikian cepat. Kami melihat perlunya penguatan edukasi bagi pengajar secara strategis, yang merupakan garda terdepan institusi pendidikan tinggi dalam mencetak sumber daya manusia Indonesia," kata Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia, Nuni Sutyoko dalam keterangan, belum lama ini.

Dikatakannya, lewat modul pelatihan ini, HSBC Indonesia ingin berbagi pengalaman dan kapabilitas sebagai praktisi industri. Semoga dapat bermanfaat bagi para dosen keuangan dan perbankan untuk mendidik para calon bankir profesional di daerahnya masing-masing. Hal ini merupakan cerminan komitmen HSBC untuk senantiasa mendorong bisnis yang berkesinambungan dengan meningkatkan kualitas masyarakat, di manapun HSBC berada,” katanya.

Project Manager Program Kerja Sama HSBC-PSF sekaligus ekonom dari Sampoerna University Wahyoe Soedarmono menjelaskan disrupsi teknologi menghadirkan pemain-pemain baru di sektor keuangan dan perbankan seperti Financial Technology (FinTech).

"Kondisi ini dapat menjadi peluang sekaligus tantangan bagi stabilitas sektor keuangan dan perbankan. Untuk mampu menciptakan iklim industri yang kondusif di tengah disrupsi teknologi tersebut, diperlukan kolaborasi antar pemain industri, termasuk pelaku industri konvensional seperti perbankan dan pelaku industri berbasis teknologi seperti FinTech,” katanya.

Berbicara mengenai kolaborasi antar pemain industri, tentunya diperlukan pula lebih banyak lagi bankir yang memiliki kombinasi pengetahuan dan kemampuan di bidang perbankan konvensional dan FinTech. Sayangnya, hingga saat ini jumlah institusi pendidikan setingkat universitas dengan konsentrasi keuangan dan perbankan modern masih terbilang minim.

GCG BUMN
“Lewat pelatihan berbasis modul yang up to date, kami berharap para dosen tetap mampu beradaptasi dengan perkembangan pesat industri modern, sehingga dapat menciptakan efek multiplier terhadap kemajuan dunia pendidikan keuangan dan perbankan Indonesia,” tambah Wahyoe.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories