JAKARTA (IndoTelko) - Indonesia Blockchain Hub (IBH) siap membangun ekosistem blockchain di Indonesia.
IBH merupakan gerakan kolektif dari KADIN, Asosiasi Blockchain Indonesia, BEKRAF, dan HARA, bertujuan sebagai gerbang utama untuk membuka jaringan ekosistem antar pegiat blockchain di Indonesia dan global, serta menjadi wadah untuk berbagi dan belajar pengalaman.
“Teknologi blockchain bisa membawa dampak riil untuk akselerasi perekonomian Indonesia. Akses terhadap data yang granular, terhubung dan terbuka akan sangat berharga untuk mengambil keputusan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi bagi sektor usaha dan mendukung pemerintah untuk menentukan kebijakan yang tepat sasaran,” kata Mantan Menteri Keuangan Indonesia periode 2013-2014 Chatib Basri dalam keterangan, kemarin.
Vice Chairman BEKRAF, Ricky Pesik, juga mengatakan, dengan menerapkan teknologi blockchain pada bisnis, Indonesia dapat lebih kompetitif.
Teknologi ini dapat diterapkan dalam berbagai sektor, salah satunya dalam ekonomi kreatif. Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) di bidang ekonomi kreatif dipercaya juga dapat mengadopsi teknologi blockchain yang penerapannya relatif terjangkau untuk mencapai hasil bisnis yang lebih optimal.
Namun adopsi teknologi blockchain masih mempunyai beberapa tantangan antara lain persepsi sempit bahwa blockchain identik dengan Bitcoin atau cryptocurrency dan kurangnya pengetahuan mengenai aplikasi blockchain untuk mengatasi tantangan yang menyangkut data, transaksi, keamanan, dll.
Persoalan utama yang ditangani dengan adanya IBH adalah bagaimana kedepannya setiap unit masyarakat diberikan sosialisasi dan literasi terhadap teknologi blockchain ini, sehingga perkembangan blockchain dapat meningkat pesat untuk menjawab permasalahan bisnis.
“Kami percaya bahwa transparansi data yang dimungkinkan oleh teknologi blockchain akan membantu lapisan paling bawah (bottom of the pyramid) untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Peningkatan kesejahteraan masyarakat akan meningkatan kinerja bisnis dan perekonomian negara,” kata Pendiri dan CEO HARA Regi Wahyu.
Dikatakannya, dari pengalaman HARA dalam mengimplementasikan blockchain di beberapa wilayah di Indonesia, masih ada tantangan dalam menjelaskan dampak sosial dan eknomis blockchain bagi bisnis, regulator dan masyarakat pada umumnya. Kebutuhan sumber daya manusia untuk menggali potensi diri di bidang teknologi blockchain ini juga sangat diperlukan.
“Memang perlu ada satu wadah yang bisa mendorong dan membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman dari teknologi ini. Sebab itu, kami menginisiasikan Indonesia Blockchain Hub,” jelasnya.
Teknologi blockchain dikembangkan kurang dari 10 tahun lalu dan masih terus berkembang untuk menemukan solusi-solusi baru.
Dalam situasi ini, Indonesia berpotensi untuk tumbuh setara dengan negara lain, termasuk negara maju yang sedang giatnya mengembangkan bisnis melalui teknologi ini.
Teknologi blockchain dapat meningkatkan daya saing bisnis dan memperkuat peringkat Indonesia sebagai satu-satunya negara dari Asia Tenggara yang masuk ke dalam 20 negara besar yang memiliki Pendapatan Domestik Bruto (PDB) tertinggi di dunia.
Secara fundamental, kelebihan blockchain yang tidak dapat dimanipulasi dan transparan ini membawa dampak menjanjikan dalam merevolusi banyak industri dan bisnis di dunia.
Banyak yang mengatakan bahwa seperti revolusi komunikasi yang didukung oleh internet; blockchain akan merevolusi transaksi. Revolusi blockchain akan mempermudah transaksi antara seluruh lapisan masyarakat sampai UMKM ataupun petani seperti yang sekarang sudah mereka nikmati melalui penetrasi internet.
Saat ini, dunia berada di tahap yang sama terkait dengan perkembangan dari teknologi blockchain ini. Untuk itu, Indonesia mempunyai kesempatan untuk menjadi yang terdepan dalam revolusi blockchain Hal ini akan berdampak terhadap sumber daya manusia yang handal, bisnis yang kompetitif dan pemerintahan yang demokratis sehingga percepatan perkembangan teknologi blockchain yang membawa dampak bagi setiap sektor.(ak)