BANDUNG (IndoTelko) – GO-JEK mengadakan kegiatan GO-JEK Wirausaha bersama Pemerintah Kota Bandung untuk membantu para pengusaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kota Kembang itu bisa meningkatkan skala bisnisnya dan memperluas pasar mereka melalui teknologi.
Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 120 pengusaha UMKM dan turut dibuka oleh Kepala Bidang Usaha Non Formal dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Drs. R. Achmad Tadjudin Sastrawinata.
“Sejak GO-JEK hadir di Bandung tahun 2015, salah satu cita-cita utama kami adalah untuk meningkatkan kapasitas sektor usaha non formal dan UMKM,” ujar VP Public Affairs GO-JEK Astrid Kusumawardhani dalam keterangan, (25/10).
GO-JEK memosisikan diri sebagai technology enabler untuk memperkuat pelaku UMKM karena ini adalah salah satu cara mewujudkan nilai utama GO-JEK, yaitu menciptakan dampak sosial.
“Bentuk nyata usaha GO-JEK untuk memerkuat pelaku UMKM adalah dengan membuka akses teknologi kepada para pelaku sektor informal dan UMKM untuk mengatur keuangan dengan baik dan memerluas pangsa pasar industri kuliner melalui layanan GO-FOOD dan GO-PAY,” tambah Astrid.
GO-JEK Wirausaha adalah program pelatihan berbisnis yang diberikan oleh GO-JEK kepada pelaku industri UMKM dalam bentuk kelas tatap muka.
Dimulai pada tahun ini, Bandung menjadi kota keempat diselenggarakannya program ini yaitu setelah Kota Depok, Kota Tangerang Selatan, dan Purwokerto. Dengan pelatihan di Bandung ini, terdapat lebih dari 500 pelaku UMKM se-Indonesia yang sudah mengikuti program GO-JEK Wirausaha sehingga menjadi #WirausahaNaikKelas.
Materi yang diajarkan di GO-JEK Wirausaha mulai dari perencanaan bisnis hingga mengelola keuangan yang baik dapat dijadikan sebagai ilmu yang fundamental dalam membangun bisnis.
“GO-JEK mendukung penuh usaha pemerintah Kota Bandung untuk mendorong produk lokal dan kuliner Bandung dengan cara berbagi ilmu dan tips praktis supaya pelaku UMKM dapat melebarkan pangsa pasar dan meningkatkan omzet.” tambah Astrid.
Selain belajar bersama tentang kemampuan fundamental dalam berbisnis, peserta pelatihan yang sudah memiliki bisnis dapat langsung mendaftarkan usahanya ke dalam platform GO-FOOD dan GO-PAY. Hal ini agar para pelaku UMKM bisa langsung memasarkan, menjual, dan mengembangkan usahanya secara digital.
Dalam kesempatan yang sama, Achmad Tadjudin menyambut baik inisiatif dari GO-JEK untuk membantu pelaku usaha non formal dan UMKM di Kota Bandung meningkatkan skala bisnisnya.
"Kami berharap melalui pelatihan ini, para pengusaha UMKM Bandung bisa semakin sukses dan bisnisnya semakin besar. Dengan usaha UMKM yang semakin berkembang, saya percaya bisa memberikan dampak positif kepada kota kita tercinta ini. Kami juga berharap hubungan yang sudah baik antara Pemerintah dan GO-JEK tetap terus terjaga,” katanya.
Riset yang diterbitkan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) pada tahun 2017 menemukan bahwa GO-JEK telah berkontribusi sebesar Rp 1.7 triliun per tahun untuk perekonomian Indonesia melalui penghasilan mitra UMKM.
Para mitra UMKM ini pun mengalami peningkatan volume penjualan sebesar tiga kali lipat setelah mereka bergabung di GO-FOOD.(wn)