JAKARTA (IndoTelko) – Kementrian Perhubungan menyediakan aplikasi Integrated Webbased aeronautical Information System Handling (IWISH) untuk mempermudah penyediaan sistem informasi aeronautika.
Direktur Navigasi Penerbangan Kemenhub Elfi Amir menjelaskan latar belakang adanya aplikasi IWISH tak bisa dilepaskan dari sejak satu dekade belakangan ini, Indonesia telah mengalami beberapa kali letusan gunung berapi, hal ini disebabkan dari letak geografis Indonesia yang berada di dalam lingkaran api dan dikelilingi oleh gunung berapi yang masih aktif.
Beberapa gunung berapi yang aktif yaitu Gunung Merapi, Gunung Sinabung, Gunung Agung, Gunung Dukono, dll. Jika gunung tersebut meletus maka awan abu vulkanik yang disemburkan akan mempengaruhi awan-awan di sekitarnya.
“Erupsi gunung tersebut akan menimbulkan dampak yang sangat besar bagi dunia penerbangan di Indonesia,” katanya.
Abu vulkanik dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin pesawat. Untuk menghindari itu diperlukan informasi yang cepat, akurat, dan terupdate. Informasi tersebut guna memberikan peringatan dini tentang cuaca bandara, penundaan jadwal penerbangan, hal ini merupakan suatu langkah antisipasi demi terwujudnya keselamatan para penumpang di pesawat udara.
Untuk menghasilkan informasi tersebut di atas tentunya bukan tanggung jawab satu pihak saja, akan tetapi melibatkan banyak pihak.
Sangat diperlukan kolabolarasi, koordinasi dan kerja sama dari pihak-pihak terkait yaitu antara Direktorat Jenderal Perhubuhan Udara, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI), PT (Persero) Angkasa Pura I, Angkasa Pura II dan unsur dari maskapai penerbangan.
Sistem IWISH yang dibangun oleh Ditjen Hubungan Udara merupakan sistem yang terintegrasi dengan sistem BMKG, PVMBG dan Perum LPPNPI dalam rangka ‘single window’ penyediaan informasi aeronautika yang sangat penting dalam meningkatkan keselamatan penerbangan seperti informasi elektronik AIP Indonesia, peta digital rute penerbangan, peta digital Nav AIDS, NOTAM, PIB, dan Informasi dampak abu vulkanik di Indonesia.
Selain penyediaan informasi, IWISH juga dapat menjadi media komunikasi bagi para stakeholder terkait dalam melaksanakan proses Collaborative Decission Making penanganan dampak abu vulkanik serta sebagai media untuk penyampaian publikasi dari sumber data, pemrosesan publikasi dan distribusi informasi aeronautika.
Menindaklanjuti hal ini, Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 95 Tahun 2018 tentang Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan mencabut peraturan sebelumnya Nomor PM 108 Tahun 2016. Salah satu dari amanat peraturan ini mengatur mengenai alur penanganan dampak abu vulkanik dan kewajiban dari masing stakeholder yang terlibat langsung dalam penanganan dampak abu vulkanik.
Media komunikasi yang dipakai sebelumnya dalam menerapkan alur penanganan dampak abu vulkanik adalah dengan menggunakan aplikasi pesan lintas platform.
Salah satu hasil VOLCEX/SG/4 Tahun 2017, ICAO merekomendasikan agar Indonesia menggunakan platform resmi untuk media komunikasi dalam penanganan abu vulkanik baik untuk latihan maupun untuk kejadian real.
Media komunikasi dimaksud harus terjamin keamanannya, mudah digunakan, dapat mendokumentasikan proses CDM serta terintegrasi dengan pihak terkait yang memberikan informasi terkait VONA, SIGMET, VAA/VAG, ASHTAM, PIREP, paper test dan informasi penting lainnya, dan juga dapat melakukan pengelompokan informasi.
“Dengan adanya sistem IWISH, diharapkan agar menjadi media komunikasi untuk menciptakan kolaborasi dalam pengambilan keputusan penanganan abu vulkanik di Indonesia secara lebih baik lagi. Sehingga kita dapat memberikan informasi peringatan dini yang akurat, cukup, terkini, terpercaya dan dapat diakses dengan mudah,” katanya.
Dalam rangka menjaga kontinuitas implementasi sistem IWISH, diperlukan nota kesepahaman atau MoU antar stakeholder terkait penanganan abu vulkanik di Indonesia. Ditjen Hubud bersama stakeholder penanganan dampak abu vulkanik telah merumuskan MoU mengenai pertukaran data dan proses CDM penanganan dampak abu vulkanik dalam IWISH untuk dapat disepakati oleh para seluruh pimpinan setiap stakeholder yang terlibat.
Untuk menuju fase live implementation, dibutuhkan kesiapan SDM serta fasilitas serta uji coba dengan menggunakan data real. Saat ini menggunakan data dan informasi erupsi gunung dukono. Uji coba akan dimulai pada tanggal 29 Oktober 2018 dengan stakeholder inti yang terlibat adalah Ditjen Hubud, PVMBG, AP I dan Airlines Operator yaitu Garuda Indonesia, Indonesia Air Asia, Lion Air, Sriwijaya Air, NAM Air.
Kini, aplikasi sistem IWISH sudah dapat di download di google play. Ada 5 fitur IWISH yang disediakan yaitu I-Aerodrome menampilkan elektronik data bandara, NOTAM dan data MET; I-Route untuk menampilkan peta digital rute di Indonesia; I-Navaids berupa peta digital Navigasi Aids di Indonesia yang menampilkan status dari Nav Aids NOTAM terkait; I-Volcano dan CDM menampilkan data terkait penanganan dampak abu vulkanik dan fasilitas proses CDM, dan I-Pub yaitu proses penyampaian data dan publikasi secara online dari originator sampai dengan proses publikasi dan distribusi.
Semua informasi pada IWISH dapat diakses dengan pengaturan level of authorization yang berbeda-beda tergantung kepentingannya. Dengan mengunduh aplikasi ini fitur-fitur di IWISH yang terakhir diakses/diunduh masih dapat dibuka meskipun tanpa jaringan internet berbeda dengan bila hanya mengakses IWISH menggunakan tampilan mobile web ataupun web site.(ak)