JAKARTA (IndoTelko)- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan hingga akhir tahun 2020 dapat menghasilkan 20.000 wirausaha baru.
Karenanya, berbagai program dilakukan guna mendorong pertumbuhan wirausaha baru, salah satunya inkubator bisnis kreatif, terutama yang berbasis teknologi.
“Hal ini dilakukan melalui suatu kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, civitas akademika dan wirausahawan start-up,” ucap Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar dalam keterangan ketika menjadi pembicara kunci pada acara Management and Business Conference Program Studi Magister Manajemen Universitas Mercu Buana belum lama ini.
Haris menuturkan, pengembangan inkubasi bisnis start-up berbasis teknologi merupakan salah satu program unggulan Kemenperin. Dalam program inkubasi start-up ini ide-ide bisnis berbasis teknologi diciptakan, serta diuji dan dipersiapkan untuk memasuki pasar.
Targetnya adalah untuk mengenjot wirausaha di Indonesia hingga 4% dari total jumlah penduduk di Indonesia.
“Untuk program ini kami sudah kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Kami juga membuka peluang untuk kerja sama dengan perguruan tinggi lainnya,” tutur Haris.
Hingga saat ini, sudah ada beberapa wilayah yang punya pusat inkubator yang dibangun oleh pemerintah. Misalnya, Bandung Techno Park, Bali Creative Industry Center (BCIC), Incubator Business Center di Semarang, Makassar Technopark dan Pusat Desain Ponsel di Batam.
“Dengan banyaknya jumlah industri kreatif atau start up yang berbasis teknologi di dalam negeri, diharapkan bisa memberi kontribusi positif bagi perekonomian nasional,” ujar Haris.
Untuk pengembangan inkubasi bisnis start-up berbasis teknologi ini, Kemenperin memiliki program yang cukup kekinian, misalnya di Bandung Techno Park dan BCIC, ada pelatihan calon pemimpin perusahaan berbasis industri 4.0, seperti untuk analisis big data serta internet of things (IoT).
Pengembangan SDM
Haris menambahkan, selain pengembangan inkubasi bisnis strat- up, pemerintah juga punya langkah strategis langkah strategis lain guna memacu pertumbuhan ekonomi digital. Salah satu caranya adalah meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang melek terhadap teknologi terkini.
Upaya yang dilakukan untuk peningkatan SDM ini antara lain, redesign kurikulum mengacu Industri 4.0, pengembangan riset Industri 4.0 pada politeknik, program S2 double degree konsentrasi Industri 4.0, pelatihan SDM bidang Industri 4.0, pengembangan politeknik mendukung industri 4.0, pengembangan program studi industri 4.0, serta pengembangan online learning.
“Peningkatan kemampuan SDM merupakan bagian yang ditekankan dalam Making Indonesia 4.0,” imbuhnya.
Kemudian untuk peningkatan SDM, dilakukan juga pembinaan generasi muda khususnya melalui pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi yang telah memiliki spesialisasi, berbasis kompetensi dan link and match dengan industri, dilengkapi workshop, laboratorium, teaching factory, serta Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), Tempat Uji Kompetensi (TUK) demi menciptakan generasi SDM industri yang berkompetensi.
“Dalam peningkatan SDM Industri dan SDM aparatur untuk implementasi Industri 4.0, pada tahun 2018, Kementerian Perindustrian telah melaksanakan pelatihan dan sertifikasi Manajer Transformasi Industri 4.0,” jelasnya.
Lanjut Haris, SDM yang baik dan berkompeten ditargetkan bisa menjadi motor penggerak sektor industri di era Industri 4.0, karena menurutnya secanggih apapun teknologi yang dimanfaatkan, sektor industri nasional tidak akan bisa bersaing tanpa ditopang dengan kualitas SDM yang memadai.(wn)