SEMARANG (IndoTelko) - Indonesia dalam hal ini sektor maritim harus siap menghadapi revolusi Industri 4.0 agar tidak ketinggalan dengan negara lainnya dengan cara memanfaatkan teknologi informasi. Untuk itu, Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut mendorong stakeholder maritim di Indonesia siap menghadapinya.
Demikian yang disampaikan oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko pada acara Seminar Nasional yang digelar oleh Politeknik Bumi Akpelni Semarang Jawa Tengah kemarin.
Pada seminar dengan tema "Kesiapan dunia maritim dalam menghadapi revolusi industri 4.0" tersebut, Capt. Wisnu menyebutkan tantangan global dalam menghadapi revolusi 4.0 adalah bagaimana suatu kebijakan Pemerintah disiapkan dalam menghadapi dunia digitalisasi online.
"Pengembangan Vessel Trafic Service (VTS), pengembangan alat komunikasi pendukung industri logistik serta cara menyikapi hoaks dalam program Tol Laut di era revolusi industri juga menjadi tantangan Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0," jelas Capt. Wisnu.
Menurut Capt. Wisnu, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut juga sudah mengembangkan dan menerapkan Inaportnet sistem dan Delivery Order Online, di 4 pelabuhan Utama yaitu Tanjung Priok, Belawan, Tanjung Perak, Makassar dan Pelabuhan Tanjung Emas.
"Secara tehnologi, ada kemungkinan di Indonesia akan ada kapal tanpa awak (drone), meski untuk beberapa tahun lagi dan secara bertahap, sehingga hal ini harus disikapi dengan bijak oleh dunia pendidikan tinggi," ujar Capt. Wisnu.
Selain itu, Ditjen Perhubungan Laut juga mendorong penerapan sistem tiket online di berbagai pelabuhan di Indonesia, seperti Tanjung Emas Semarang, Muara Angke Jakarta, Bau-bau, Tulehu, Tanjung Pinang, Surabaya, dan Tarakan.
"Kegiatan ini sangat bagus diselenggarakan mengingat di masa sekarang kita harus memberikan bekal kepada seminar nasional agar siap menghadapi dunia dimasa revolusi 4.0," tutup Capt. Wisnu.(wn)