JAKARTA (IndoTelko) - #dltledgers, platform blockchain independen untuk perdagangan dan digitalisasi supply chain, mengumumkan peluncuran SmartFin, platform untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengakses pembiayaan perdagangan dari pemodal alternatif.
Untuk mendukung peluncuran ini, perusahaan juga menjalin kemitraan dengan pemberi pinjaman alternatif terkemuka, dengan model pinjaman digital pada wilayah tersebut.
"Fokus utama kami yaitu untuk terus membantu klien kami mendigitalkan, yang memungkinkan mereka mendapatkan keuntungan dari peningkatan efisiensi dan produktivitas dalam proses ujung ke ujung. Pada saat klien UMKM kami membutuhkan pembiayaan, kami berada dalam posisi untuk menanggapi kebutuhan mereka dan membangun ekosistem dengan pemodal alternatif teratas dengan model digital, dan sejalan dengan visi kami sendiri untuk membantu klien kami mendigitalkan. Pada saat klien UMKM kami membutuhkan pembiayaan, kami berada di posisi untuk menanggapi kebutuhan mereka dan membangun ekosistem dengan pemodal alternatif teratas. Kami merasa yakin bahwa peminjam dan pemberi pinjaman akan melihat manfaat dari peningkatan digitalisasi dalam proses pembiayaan, dengan biaya pembiayaan yang lebih rendah untuk peminjam dan peningkatan transparansi untuk pemberi pinjaman. Ini adalah perkembangan positif bagi lebih dari 400 UMKM di platform SmartFin kami,” kata Chief Executive Officer #dltledgers Farooq Siddiqi.
“Kami bersemangat untuk menyelaraskan diri dengan lembaga keuangan terkemuka di industri seperti TradeFlow Capital Management, Drip Capital, Funding Society, Crowd-Genie, Stenn International, Capital Match, dan lainnya untuk pembiayaan yang dibutuhkan oleh UMKM, serta menyambut pendanaan tambahan penyedia dan UMKM ke platform,"jelas Farooq Siddiqi.
UMKM adalah tulang punggung ekonomi Asia Tenggara. Di Singapura, mereka mempekerjakan 72 persen tenaga kerja dan berkontribusi hingga 44 persen dari nilai nominal. UMKM sebagian besar telah menanggung beban kontraksi ekonomi di kebangkitan Covid-19, menghadapi tantangan bisnis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Laporan Bank Pembangunan Asia (ADB) 2019 memperkirakan bahwa 45 persen aplikasi pembiayaan perdagangan dari UMKM ditolak, berkontribusi pada kesenjangan pembiayaan perdagangan global sebesar US$1,5 triliun.
“#dltledgers telah sangat menyederhanakan proses pengajuan modal kerja dan pembiayaan perdagangan melalui platform SmartFin mereka. Kami menghargai nilai yang diberikan platform ini ke bisnis seperti kami dengan menyesuaikan kebutuhan kami dengan penawaran pemodal alternatif,” kata Direktur Eksekutif Valency International Sumit Jain.(ak)