JAKARTA (IndoTelko) - Al-Qur’an merupakan kitab/buku yang terbanyak dibaca serta dihafalkan di seluruh dunia. Sebagai seorang muslim kita mengimani Al-Qur’an sebagai bagian dari rukun iman yang ke-3, yaitu beriman kepada kitab-kitab Allah. Namun selain itu apa sesungguhnya kewajiban seorang muslim terhadap Al-Qur’an?
Para ulama memberikan penjelasan terkait Al Quran.
1. Beriman atas kebenaran Al-Qur’an
Seorang muslim wajib mengimani tentang kebenaran Al-Qur’an. Menurut Ustadz Khalid Basalamah, makna beriman adalah meyakini sesuatu yang tak terjangkau dengan panca indera kita, ini termasuk berkaitan dengan Al-Qur’an.
Kewajiban beriman kepada Al-Qur’an tercantum dalam firman Allah SWT, QS. Al-Baqarah ayat 2, dan QS. Sad ayat 1 dan 2.
2. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
1. Sad, demi Al-Qur'an yang mengandung peringatan.
2. Tetapi orang-orang yang kafir (berada) dalam kesombongan dan permusuhan.
Ayat-ayat tersebut bermakna seorang muslim wajib memandang Al-Qur’an sebagai sumber kebenaran yang datang dari Allah SWT. Al-Qur’an bukanlah tulisan Rasulullah SAW, sebagaimana tuduhan orang-orang kafir dan kaum munafik. Kitab suci agama kita adalah ruh Rabbaniyah atau ruh Ilahi yang ditiupkan untuk menghidupkan hati, akal, dan pikiran umat manusia.
2. Membaca Al-Qur’an
Kewajiban kita terhadap Al-Qur’an selanjutnya adalah rajin membacanya sebagai bentuk ibadah.
Seiring kemajuan zaman dan perkembangan teknologi, manusia mendapatkan semakin banyak fasilitas dalam berbagai segi kehidupan, termasuk dalam beribadah. Ini misalnya membaca dan tadabbur Qur’an yang kini dapat kita lakukan menggunakan Al-Qur’an digital tafsirweb.com, alih-alih mushaf cetak biasa.
Dengan begitu kita dapat mengaksesnya kapan dan dimana saja saat ada waktu luang di tengah rutinitas harian.
Dalil terkait kewajiban membaca Al-Qur’an terdapat pada QS. Al-‘Alaq ayat 1.
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
Sementara dalam QS. Al-Muzzammil ayat 20 dikatakan, bacalah apa yang telah dimudahkan oleh Allah SWT untukmu dari ayat-ayat Al-Qur’an itu.
Nabi Muhammad SAW juga memerintahkan umatnya untuk membaca Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya. [HR Muslim].
Sangat besar pahala Allah SWT bagi mereka yang rajin membaca Al-Qur’an karena setiap huruf yang dia lantunkan mendapat balasan kebaikan dari-Nya. Ini termasuk bagi yang belum fasih namun tetap rajin membacanya.
Meski demikian yang bersangkutan tetap harus belajar semampunya, semaksimal mungkin sampai tartil bacaannya. Apalagi saat ini cukup banyak sarana yang memudahkan mempelajari Al-Qur’an seperti bisaquran.com.
Ini merupakan metode modern, praktis dan cepat untuk belajar membaca Al-Qur’an secara mandiri.
Mempelajari dan mentadabburi Al-Qur’an
Tadabbur Qur’an artinya adalah memikirkan dan memahami makna ayat-ayat di dalam kitab suci untuk selanjutnya memahami hikmah dan pelajarannya. Di dalam Al-Qur’an terkandung ilmu pengetahuan dan kebaikan yang begitu besar. Seorang muslim sepatutnya menjadikan firman Allah tersebut sebagai petunjuk, aturan dan tata cara hidup, serta sumber ilmu pengetahuan dalam dalam kehidupannya.
Dalil mengenai kewajiban mentadaburi Al-Qur’an terdapat dalam QS. Muhammad ayat 24 dan QS. An-Nisa ayat 82
24. Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur'an ataukah hati mereka sudah terkunci?
82. Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur'an? Sekiranya (Al-Qur'an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.
Ayat tersebut menunjukkan bahwa Al-Qur’an benar-benar bersumber dari wahyu Allah SWT, karena jika tidak pasti isinya saling bertentangan dan tidak konsisten.
Mendengarkan ketika Al-Qur’an itu dibacakan
Sikap muslim terhadap Al-Qur’an tampak ketika ayat-ayat suci dikumandangkan, yaitu mendengarkan dengan baik. Perintah tersebut sebagaimana yang Allah SWT firmankan dalam QS. Al-A’raf ayat 204.
204. Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.
Jadi kapan pun (di dalam atau di luar shalat) saat Al-Qur’an dibacakan, seorang muslim seharusnya diam dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Pasalnya hanya dalam kondisi yang tenang dan fokus kita dapat merenungi tuntunan dan hikmah Al-Qur’an demi mendapat rahmat Allah SWT.
Perintah tersebut termasuk bagi yang belum memahami bahasa arab. Menurut Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah, Al-Qur’an itu adalah barokah, seseorang akan tetap mendapatkan pahala walaupun tidak memahaminya.
Mempelajari dan menjadikannya sebagai peringatan
Allah SWT berfirman dalam QS. Qaf ayat 45
45. Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan engkau (Muhammad) bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka berilah peringatan dengan Al-Qur'an kepada siapa pun yang takut kepada ancaman-Ku.
Tafsir ayat tersebut adalah Allah SWT memerintahkan Rasulullah SAW untuk memperingatkan umatnya dengan Al-Qur’an. Selanjutnya hanya orang-orang yang beriman dan takut dengan ancaman siksa di akhirat kelak yang dapat mengambil pelajaran dan hikmah.
Setelah mengimaninya sebagai sumber kebenaran yang berasal dari wahyu Allah SWT, masih ada kewajiban seorang muslim terhadap Al-Qur’an. Pertama adalah membacanya, mentadaburinya, tenang dan mendengarkan saat dibacakan Al-Qur’an, serta menjadikannya sebagai peringatan. (ak)