JAKARTA (IndoTelko) -- Hari ini, layanan survei konsumen berbasis digital, Populix, membagikan hasil survei berjudul “Indonesian Modern Consumption” yang membahas seputar perilaku konsumen Indonesia di era modern. Sebagai bagian dari survei tersebut, Populix mengulas tentang pemahaman masyarakat Indonesia terkait non-fungible token (NFT) yang saat ini tengah menjamur.
“Populix berkomitmen untuk terus memberikan insights terbaru seputar perilaku dan persepsi konsumen seiring dengan berubahnya gaya hidup dan perkembangan zaman. Melalui insights yang kami bagikan hari ini, kami berupaya untuk mendalami persepsi masyarakat Indonesia secara umum terkait NFT yang sedang ramai dibicarakan, dan data tersebut menunjukkan bahwa sepertiga dari responden yang disurvei sudah familiar dengan NFT,” Jonathan Benhi, Chief Technology Officer, Populix menyampaikan.
Survei “Indonesian Modern Consumption” dilakukan terhadap 1.002 responden yang terdiri dari 523 responden laki-laki dan 479 responden perempuan berusia 18-55 tahun pada tanggal 3-9 Januari 2022 di Indonesia. Survei tersebut menunjukkan bahwa 33% responden menyatakan mereka mengetahui NFT dengan mayoritas responden tersebut (43%) adalah laki-laki. Sementara itu, 51% responden mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui NFT dan 16% responden menjawab tidak yakin.
Karya seni, produk gim online dan fesyen virtual merupakan tipe-tipe NFT yang paling populer di antara responden yang menjawab tahu dan tidak yakin dengan NFT. Adapun di antara responden yang mengetahui tentang NFT, 38% di antaranya menyatakan bahwa mereka pernah membeli NFT dengan mayoritas tipe NFT yang dibeli adalah berbagai produk online (44%), produk gim online (39%), fesyen virtual (31%), karya seni (24%), musik (24%), serta berbagai tipe NFT lainnya.
Di sisi lain, dari responden yang menjawab tahu dan tidak yakin dengan NFT, 16% responden mengatakan mereka sangat mengikuti perkembangan NFT, sementara 40% responden cukup familiar dan mengikuti tren NFT, dan 44% mengaku baru pernah mendengar istilah ”NFT”.
“Survei menunjukkan bahwa aset digital berbasis blockchain ini diprediksi akan terus menjadi tren di Indonesia. Bahkan, mayoritas responden mengatakan tren NFT akan berlangsung lebih dari 5 tahun ke depan. Dengan edukasi dan dukungan ekosistem yang tepat, kami berharap tren ini dapat semakin mendorong peluang bagi para kreator Indonesia agar dapat ditemukan oleh mancanegara, melahirkan lebih banyak kreator-kreator inspiratif yang berkualitas dan membanggakan, bahkan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di tanah air,” Jonathan menambahkan. (SSA)