JAKARTA (IndoTelko) -- Pinhome bersama Nafas Indonesia menggelar acara peluncuran market report sekaligus webinar Property Academy bertajuk, “Beda lokasi hunian, beda kualitas udaranya. Kok bisa?” pada Rabu (14/09) secara daring melalui platform Zoom.
Dilansir pada saat peluncuran market report, Head of Agent Account Management Pinhome Panca Satria menegaskan bahwasannya, "Harapannya dengan kolaborasi ini masyarakat dapat lebih mengetahui salah satu faktor yang memengaruhi pemilihan hunian yang penting yaitu kualitas udara. Market report ini disusun supaya Pinhome dapat memberikan pengetahuan mendalam terkait lokasi hunian yang sehat, terutama berdasarkan kualitas udara lingkungannya."
Memahami dampak kualitas udara terhadap kehidupan sehari-hari menjadi hal yang sangat penting. Terutama bagi penduduk yang tinggal di daerah perkotaan, di mana setiap harinya masyarakat terpapar oleh polusi udara tanpa mereka sadari. Ketidaksadaran tersebut salah satunya disebabkan oleh minimnya data yang dapat memberikan informasi terkait memberikan informasi yang dapat diakses secara update mengenai kualitas udara yang dihirup sehari-hari.
Berangkat dari hal tersebut, Nafas dan Pinhome bekerjasama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk penghidupan yang lebih baik dengan memperhatikan kualitas udara di sekitar tempat tinggal. Hal ini juga dilakukan guna memberikan edukasi mengenai polusi udara, khususnya polusi PM2.5.
PM2.5 sendiri merupakan ancaman bagi kesehatan manusia. PM2.5 adalah gabungan partikel padat yang berada di udara yang berukuran 2.5 mikron yang Dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor, asap pabrik, rokok, dan pembakaran sampah. Selain itu, PM2.5 berukuran 1/100 ukuran helai rambut dan tidak bisa disaring oleh tubuh manusia.
Polusi PM2.5 berbahaya bagi tubuh manusia karena badan manusia tidak mampu memfilter polutan ini di mana dapat terperangkap di paru-paru. Bahkan, PM2.5 dapat masuk ke pembuluh darah dan tersalurkan ke seluruh tubuh. Menurut data dari KLHK 2013, Dr. Budi Haryanto dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, sebesar 60 persen pasien rumah sakit di Jakarta menderita penyakit yang terkait dengan polusi udara.
Polusi PM2.5 dapat menimbulkan beragam masalah kesehatan seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, perkembangan janin, asma, perkembangan paru-paru lambat, masalah perkembangan, batuk dan sesak napas, penyakit jantung koroner, stroke, kanker paru-paru, bronkitis kronis, diabetes, dementia, serangan jantung, gagal jantung, paru-paru lemah. Sementara data WHO menunjukkan bahwa sembilan dari sepuluh orang menghirup udara yang penuh dengan polutan. Polusi udara terbukti dapat menghambat pertumbuhan otak dan menurunkan tingkat IQ anak.
Menurut Databoks, Jabodetabek masuk dalam urutan kedua sebagai wilayah urban dengan populasi terbesar yang mencapai 34,5 juta jiwa. Populasi yang tinggi ini lantaran area Jabodetabek menawarkan banyak fasilitas lengkap dan kesempatan karier yang terbuka luas, sehingga menjadi magnet bagi para pendatang.
Di saat yang bersamaan, kualitas udara di Jakarta akhir-akhir ini cukup rendah. Air Pollution Index milik WHO menyatakan polusi PM2.5 di Jakarta mencapai 39 µg/m³. Nilai ini sangat tinggi dibandingkan standar yang digunakan oleh WHO tahun 2021 senilai 5 µg/m³.
Dilihat dari perspektif sosiologi, pertambahan populasi berdampak pada meningkatnya polusi udara di sebuah daerah. Di saat yang bersamaan jika dilihat dari perspektif kesehatan masyarakat, terdapat banyak faktor yang meningkatkan jumlah polusi udara.
5 Area Jabodetabek dan Kualitas Udaranya
Tidak dapat dipungkiri bahwa level kualitas udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi cukup bervariasi akhir-akhir ini. Ada kalanya indikator polusi udara di wilayah tersebut cukup tinggi. Walau begitu, kualitas udara di waktu tertentu terkadang bisa lebih bagus. Bahkan, ada potensi kondisi udara bisa membaik meski di saat terburuk.
Menurut data riset hasil kolaborasi Pinhome dengan Nafas, terdapat sedikitnya lima wilayah di Jabodetabek yang menjadi referensi untuk mengukur tren kualitas udara. Kelima wilayah tersebut antara lain Depok Beji, Pondok Indah, Bogor Barat, Bekasi - Tambun Selatan, dan Dharmawangsa. Hasil ini diukur berdasarkan kualitas udara pada aplikasi Nafas.
Paparan polusi udara memang tidak bisa dihindari. Namun, sebenarnya masyarakat bisa mengantisipasi udara tidak sehat dan meningkatkan kualitas udara di sekitar rumah melalui beberapa cara berikut: