TERNATE (IndoTelko) - PT ASDP Indonesia Ferry terus meningkatkan performa layanan penyeberangan melalui penerapan elektronifikasi pembayaran tiket ferry khususnya di tiga pelabuhan yakni Pelabuhan Bastiong, Pelabuhan Sidangoli, dan Pelabuhan Rum yang dikelola oleh Cabang Ternate.
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin mengatakan bahwa ASDP telah 100 persen menerapkan pembayaran Non-Tunai atau cashless pada tiga pelabuhan di Ternate dengan realisasi total transaksi cashless terhitung sejak Januari hingga Mei 2023 mencapai 226.026 transaksi dan realisasi transaksi kartu prepaid mencapai 199.643 transaksi.
Adapun penerapan elektronifikasi pembayaran tiket adalah wujud dukungan ASDP dalam implementasi Peraturan Menteri Perhubungan, Peraturan Dirjen Perhubungan Darat, dan Peraturan Bank Indonesia dalam penerapan digitalisasi melalui metode pembayaran Non-Tunai menggunakan kartu uang elektronik dan dompet elektronik.
"Selain perintah regulasi, elektronifikasi pembayaran tiket ini adalah salah satu langkah transformasi Bisnis ASDP pada moda transportasi khususnya angkutan penyeberangan Bastiong Rum, Bastiong Sofifi dan Bastiong - Sidangoli, dimana yang sebelumnya pembelian ticket ferry dilakukan secara tunai telah berubah menjadi non tunai (Cashless) dengan menggunakan Kartu Uang Elektronik (Prepaid) yang dikeluarkan oleh bank (antara lain BRI, BNI, Mandiri dan BCA). Transaksi Non-Tunai ini berlaku efektif di Cabang Ternate di 3 Pelabuhan pada tanggal 30 November 2021," ujar Shelvy.
Dalam perjalanannya, lanjut Shelvy, ASDP bersama Bank Indonesia terus memonitor implementasi elektronifikasi pembayaran tiket penyeberangan dan kondisi ekosistem pembayaran di sekitar pelabuhan. Eksisting, beragam pilihan layanan kartu uang elektronik yang dapat digunakan antara lain Brizzi, e-Money, Tapcash, dan Flazz. Pengguna jasa juga dapat menggunakan virtual account dan e-wallet seperti Shopee Pay, Dana, Linkaja, dan OVO.
General Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Justan Saffaru menyampaikan sejumlah tantangan dalam pengaplikasian sistem pembayaran _cashless_, salah satunya masih terbatasnya agen top-up kartu prepaid dan pembelian kartu prepaid. Hal ini mengakibatkan masih banyak pemakai jasa yang melakukan top-up dan pembelian kartu di pelabuhan atau go show. Selain itu, layanan juga sering terhambat karena terjadi kondisi jaringan internet yang tidak stabil.
Menanggapi kendala tersebut, Deputi Direktur Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran Bank Indonesia Jultarda Hutagalung turut memberikan perhatiannya untuk memperlancar proses pembayaran non-tunai. "Tentu ke depan secara berkala akan dilakukan koordinasi dan kolaborasi untuk sosialisasi tekait fungsi dan cara penggunaan cashless ini. Ragam penggunaan kartu uang elektronik selain terkait pembelian tiket tetapi juga untuk pembayaran lainnya, dan tata cara top up akan kita sosialisasikan. Karena itu dibutuhkan sinergi dari seluruh pihak terkait," tutur Jultarda.
Pada tahun 2022, total realisasi transaksi non tunai mencapai 319.131 transaksi. Sementara realisasi transaksi kartu prepaid mencapai 286.460 transaksi. Dengan penerapan system elektronifikasi ini pelabuhan penyeberangan menjadi lebih tertib, aman, lancar, dan nyaman. Hal ini juga membuka peluang bisnis baru bagi masyarakat setempat dan mengangkat nama daerah dalam hal penerapan teknologi digitalisasi.
Menuju layanan berkelas dunia, ASDP akan terus melakukan inovasi terbaik untuk mewujudkan layanan penyeberangan dan pelabuhan yang andal, menjamin efisiensi, dan mempunyai daya saing global demi mendukung ekonomi dan keuangan digital serta pemulihan ekonomi nasional.
"Sebagai wujud upaya ASDP untuk terus meningkatkan layanan prima kepada pengguna jasa, saya harap kerjasama dan dukungan dari pihak Bank Indonesia dan bank terkait lainnya perihal sosialisasi penggunaan cashless di tiga pelabuhan ASDP cabang Ternate," ujar Justan.(wn)