SEMARANG (IndoTelko) - Penyedia solusi infrastruktur digital dan anak perusahaan CTI Group, PT Virtus Technology Indonesia (Virtus) kembali menggelar Virtus Showcase 2023 di Gumaya Hotel, Semarang. Acara tahunan ini akan dilangsungkan di tiga kota, setelah Semarang, akan menyusul Surabaya dan Jakarta. Virtus Showcase 2023 menghadirkan para pakar dan praktisi dibidang keamanan siber untuk mendiskusikan tren, tantangan maupun peluang terkait ketahanan siber.
Tahun ini, Virtus Showchase mengangkat tema utama "Cyber Resilience: Is Your Company Prepared Enough?". Perkembangan teknologi yang terus meningkat, membuka peluang ancaman yang juga terus meningkat baik dari sisi pelaku maupun metodenya. Hal itu mendorong strategi keamanan siber (cybersecurity) konvensional yang masih banyak dilakukan perusahaan dan organisasi saat ini tak lagi cukup.
Perusahaan harus mulai sadar dan segera menerapkan strategi ketahanan siber (cyber resilience). Ketahanan siber merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk bertahan, beradaptasi, dan pulih dengan cepat dari serangan siber. Menerapkan strategi ketahanan siber yang efektif dapat membantu mengurangi risiko, melindungi data sensitif, dan menjaga kelangsungan operasional dalam menghadapi serangan siber yang makin canggih dan kompleks.
Situasi keamanan siber Indonesia sendiri masih terus dibutuhkan peningkatan. Menurut Laporan National Cyber Security Index (NCSI) mencatat, skor indeks keamanan siber Indonesia sebesar 63.64 poin dari 100 pada 28 April 2023. Angka ini menempatkan Indonesia berada di peringkat ke-47 secara global. Sedangkan, dari sisi ancamannya, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat serangan siber di 2022 berjumlah 976.429.996 dengan anomali trafik paling banyak masih berasal dari aktivitas malware, trojan activity sebesar 10,9 persen dan disusul dengan serangan siber lainnya yang dikelompokkan sebagai serangan lain-lain sebesar 17,51 persen. Salah satu contoh serangan yang terjadi belum lama ini adalah kebocoran data 15 juta nasabah salah satu bank syariah terbesar di Indonesia oleh kelompok peretas LockBit yang melakukan serangan ransomware pada bulan Mei lalu.
Menurut Direktur Virtus Christian Atmadjaja, untuk melawan ancaman ini, perusahaan dan organisasi di Indonesia harus menerapkan strategi ketahanan siber yang efektif. "Melalui Virtus Showcase 2023 ini, kami ingin meningkatkan kesadaran para pelaku industri terhadap tren ancaman siber. Selain itu kami juga membagi pengalaman strategi ketahanan siber seperti bagaimana melakukan analisis risiko secara berkala untuk mengidentifikasi potensi kerentanan, bagaimana mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan, juga membuka kesempatan bagi vendor teknologi terkemuka penyedia solusi keamanan siber untuk berkolaborasi bersama para pelaku bisnis," jelasnya.
Demi memperluas pemahaman akan pentingnya ketahanan siber, Virtus Showcase 2023 juga membagi fokus topik yang akan dibahas di tiap kota, yaitu; "Keeping Ahead of Cyber Risk To Business Resilience" untuk Semarang, "Reinforce Your Business Cyber Security Practices To Strengthen Cyber Resilience" di Surabaya dan "Building Business Resilience Against Data Breaches and Threat Posed by Digital Privacy Act (UU PDP)" di Jakarta. Hal ini menyesuaikan dengan kondisi peluang dan tantangan sektor IT setiap kota.
Dalam acara di Semarang, Virtus menghadirkan Mukhammad Andri Setiawan, Chief Information Officer (CIO) Universitas Islam Indonesia dan Ratna Sari, Senior Sales Specialist Data Protection Solution Dell Technologies, serta Wisnu Nursahid, General Manager Security Expert Virtus Technology Indonesia di sesi panel diskusi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang ketahanan siber, khususnya dari sektor pemerintah dan perguruan tinggi sebagai industri utama di Kota Atlas tersebut. (mas)