JAKARTA (IndoTelko) – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengumumkan Kebijakan Pengembalian Untuk Pemegang Saham di 2016 setelah berhasil menyelesaikan dua aktivitas penggalangan dana utang pada tahun 2015.
Emiten penyedia menara ini siap untuk memulai kebijakan pengembalian untuk pemegang saham yang lebih formal mulai tahun 2016 dalam bentuk dividen yang substansial dan/atau pembelian kembali saham.
"Tower Bersama telah dan selalu akan sangat fokus memprioritaskan struktur yang konsisten dan risiko rendah untuk kreditur kami. Kami fokus pada pendanaan jangka panjang dan mengikuti kebijakan lindung nilai yang sangat konservatif yang sesuai dengan profil utang kami,” kata CEO Tower Bersama Hardi Wijaya Liong dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/11).
Ditegaskannya, bisnis infrastruktur yang dijalankan perseroan menyediakan pendapatan yang tetap dan tumbuh dari operator-operator seluler terkemuka melalui kontrak yang terjamin selama 10 tahun yang cukup untuk menutupi semua hutang.
“Sekarang, besarnya skala bisnis dan tingginya marjin memberikan arus kas yang cukup besar yang terprediksi dan berkelanjutan. Oleh karena itu, kami memiliki sumber daya yang cukup untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan substansial untuk pemegang saham seperti pembagian dividen dan pembelian kembali saham tanpa mengorbankan kekuatan kredit kami," jelasnya.
Chief Financial Officer Tower Bersama Helmy Yusman Santoso TBIG menambahkan setiap inisiatif baru untuk pemegang saham tidak akan mengubah fokus untuk kreditur perseroan.
Standar metrik leverage yang diterapkan kepada pelanggan-pelanggan industri telekomunikasi perseroan, seperti rasio utang terhadap EBITDA, tidak secara akurat mencerminkan manfaat dari pendapatan yang terjamin selama 10 tahun.
“Beban usaha kami yang rendah dan terprediksi dan fakta bahwa hampir tidak ada belanja modal yang diperlukan untuk mendukung arus kas yang terprediksi ini. Untungnya kreditur kami menganalisa pendapatan yang terjamin ini dan arus kas terkait yang sepadan dan karena itu, tetap nyaman dengan tingkat leverage kami saat ini di level ~5x untuk rasio utang bersih terhadap EBITDA tahunan yang dibuktikan dengan sangat suksesnya penerbitan obligasi dan utang sindikasi di tahun ini," katanya.
Sementara Hardi mengatakan perseroan dapat memprediksi arus kas minimum dan menggunakan sejumlah kelebihannya untuk para pemegang saham.
"Di tahun 2016, kami berharap untuk mengeluarkan sekitar Rp 1 triliun untuk dividen dan/atau pembelian kembali saham melalui program pembelian kembali saham kami yang telah disetujui ketika situasi pasar menguntungkan. Kami berharap jumlah ini tumbuh setiap tahun dan memprediksi kebijakan ini tidak secara material mempengaruhi rasio leverage yang dihitung oleh kreditur kami,” katanya.(ak)