JAKARTA (IndoTelko) – PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) akhirnya memilih menggelar layanan 4G ketimbang mempertahankan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA).
Dalam keterangan tertulisnya belum lama ini dinyatakan perseroan berhasil mengantongi izin untuk menggelar jaringan 4G LTE di frekuensi 450Mhz secara nasional.
Komitmen untuk mewujudkan pemerataan akses internet berkualitas sampai ke pelosok Indonesia telah resmi mendapatkan lampu hijau dari pemerintah pada pertengahan Februari 2017.
“Setelah melakukan persiapan selama beberapa periode, STI terlihat bersungguh-sungguh untuk menghadirkan sebuah layanan 4G LTE yang dapat diandalkan. Komitmen inilah yang sudah kami lihat buktinya selama berlangsungnya Uji Laik Operasi (ULO) di Serang. Kami berharap dalam waktu dekat ini, STI dapat melangkah ke tahap selanjutnya,” ungkap Koordinator Tim Uji Laik Operasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Gunawan Hutagalung.
STI menyatakan jika melihat tren di dunia, tidak kurang 20 dari 115 operator CDMA 450Mhz sudah berevolusi menjadi 4G LTE. Karakteristik frekuensi 450Mhz yang memiliki kelebihan pada jangkauan sinyalnya ditambah dengan kecanggihan teknologi 4G LTE yang memiliki kelebihan pada kecepatan memberikan keunikan tersendiri bagi para operator tersebut.
Teknologi LTE membawa peningkatan yang sangat pesat pada penyerapan penggunaan internet cepat di dunia, dan didukung frekuensi 450Mhz penyebaran teknologi 4G LTE akan menjadi lebih cepat lagi.
Dengan jangkauan sinyal yang jauh, operator dapat melayani pasar yang secara geografis sulit dijangkau dan secara ekonomis sangat mahal untuk dilakukan. Pada umumnya operator 450Mhz beroperasi di daerah yang khusus, seperti suburban dan pedesaan atau menargetkan pangsa pasar yang sangat segmented seperti korporasi, Machine to Machine (M2M) dan lainnya.
Melihat adanya peluang yang besar di Indonesia, STI bergerak ke arah yang sama. Jaringan internet direncanakan untuk lebih meningkatkan pemerataan intenet cepat dengan menghadirkan layanan 4G LTE di daerah pelosok Indonesia, dan diharapkan ini dapat meningkatkan taraf hidup dalam hal pemerintahan, pendidikan, logistik, kesehatan yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Jangkauan sinyal 4G LTE 450Mhz dapat mencapai lebih dari 100km. Dengan karakteristik ini, STI akan lebih fokus membawa layanan 4G LTE ke daerah yang high demand low supply. Kami sedang mempersiapkan diri dalam hal infrastuktur jaringan, produk, pemasaran termasuk meremajakan merek dagang Ceria,” kata Chief Executive Officer STI Larry Ridwan
Pria yang pernah menjadi jawara pemasaran untuk Bolt ini menyatakan selain pasar retail (B2C), STI juga mengamati perkembangan di pasar B2B atau korporasi di area pelosok seperti perkebunan, pertambangan, logistik dan lainnya. “STI akan mulai meluncurkan layanan 4G LTE pada bulan April mendatang,” pungkasnya.
Asal tahu saja, Sampoerna Telekomunikasi Indonesia merupakan penyedia jasa telekomunikasi selular mobilitas penuh di Indonesia. STI adalah bagian dari Sampoerna Strategic Group. STI diluncurkan kembali dengan nama Ceria sebagai kelanjutan dari PT Mobile Selular Indonesia (Mobisel) dan PT Mandara Selular Indonesia (Mandara).
STI merupakan satu-satunya operator telekomunikasi di Indonesia yang beroperasi pada frekuensi 450Mhz dengan menggunakan teknologi CDMA2000 1x. STI memiliki lisensi mobilitas penuh dengan jangkauan nasional. Saat ini, jangkauan layanan STI meliputi pulau Sumatera, Jawa, Bali dan Lombok. (Baca: BTEL dan STI)
Pada Maret 2012, STI pernah menjajaki kemungkinan kerjasama dengan Bakrie Telecom melalui skema penukaran saham (share swap).Sayangnya, kerjasama itu tak terealisasi karena kesulitan keuangan yang dialami Bakrie Telecom.(id)