JAKARTA (IndoTelko) – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menyatakan kesiapan Proyek Palapa Ring untuk mengudara pada 2019 mendatang.
Kesiapan ini didorong oleh perkembangan pengerjaan proyek yang sudah mencapai 99,7% untuk Palapa Ring Tengah dan 84,04% Palapa Ring Timur.
Direktur Utama BAKTI Anang Latif menuturkan adanya Palapa Ring paket Barat, Tengah dan Timur, yang masih dalam pengerjaan tersebut, diharapkan tuntas di akhir tahun 2018.
Selanjutnya Palapa Ring dapat mengudara pada 2019 dengan menyambungkan jaringan eksisting sepanjang 13.000 km di 57 kabupaten kota.
“Dari ketiga paket tersebut, hanya Palapa Ring Barat yang sudah ditentukan tarifnya berdasarkan Keputusan Direktur Utama BAKTI Nomor 51/2018, dengan ketentuan Layanan Penyediaan Kapasitas Pita Lebar (Bandwidth) terbagi menjadi 3 proyek serta layanan penyediaan serat optik pasif (dark fibre) paket barat yang terbagi menjadi jalur darat dan laut,” terang Anang dalam Grand Launching Palapa Ring Barat di Jakarta kemarin.
Dijelaskannya, proyek Palapa Ring, merupakan salah satu pilar perwujudan Kedaulatan Negara dan Ketahanan Nasional dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). “Melalui ketersediaan infrastruktur telekomunikasi yang berkapasitas besar dan terpadu, diharapkan dapat memberikan jaminan kualitas komunikasi yang berkualitas tinggi, aman dan murah,” ujar Anang.
Sebagai informasi, Palapa Ring dibangun di jalur yang tidak memiliki nilai jual menurut operator seluler. Namun, dalam proses pembangunannya, BAKTI menemukan berbagai potensi luar biasa di wilayah jalur Palapa Ring tersebut. Seperti di Palapa Ring Barat salah satunya ada Kabupaten Natuna, dengan posisi jalur pelayaran yang sangat strategis. “Saat ini terus terjadi peningkatan produksi Gas Bumi, Pertanian, Perikanan dan masih banyak potensi-potensi di Natuna yang kami yakin akan terus berkembang,” tambah Anang.
Selanjutnya, Anang meyakini dengan dibangunnya proyek Palapa Ring ini, ke depan harapan Indonesia merdeka sinyal 2020, dapat terealisasi. Dan area blankspot yang selama ini menjadi permasalahan utama telekomunikasi di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) tidak terjadi. “Mari bangun Indonesia dari pinggiran, dan jadikan masyarakat Indonesia melek teknologi,” pesan Anang.(wn)