Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (indotelko) – PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) diperkirakan masih menjalani rute yang terjal menuju Break Event Point (BEP) pada tahun ini mengingat hingga akhir 2012 baru meraih pendapatan sekitar Rp 1,7 triliun hingga Rp 1,8 triliun.
Pasalnya, sesuai paparan publik yang dilakukan perseroan pada 2012 lalu, untuk mendapatkan BEP pada akhir 2013 perseroan harus terus menggeber pendapatan. Target yang ditetapkan untuk 2012 adalah sekitar Rp 2 triliun hingga Rp 2,5 triliun.
Alhasil, jika pendapatan kotor hanya sekitar Rp 1,7 triliun hingga Rp 1,8 triliun, tentu kian lama bagi SmartFren keluar dari kubangan kerugian.
FREN mengalami kerugian hingga semester I-2012 sebesar Rp 674.417 miliar atau naik 3,9% dibandingkan periode sama 2011 rugi sebesar Rp 648.689 miliar.
“Kita gross sales pada 2012 sekitar Rp 1,8 triliun naik 15%. Layanan data berkontribusi 65% terhadap pendapatan usaha tersebut. Sisanya, 35%, berasal dari suara dan pesan singkat (SMS),” ungkap Deputy CEO Commercial Smartfren Telecom Djoko Tata Ibrahim.
Pada 2012, pelanggan Smartfren berjumlah 11 juta, dengan 5 juta diantaranya pelanggan data.
Per Januari 2013, perusahaan mempunyai jumlah pelanggan mencapai 11,5 juta pengguna. Sebanyak 6,5 juta pengguna adalah pelanggan seluler dan 5 juta adalah pengguna data.
Pada tahun ini, Smartfren memproyeksi mampu mendapatkan tambahan 5 juta pelanggan data, dengan porsi sebanyak tambahan 3 juta pelanggan dari bundling perangkat mobile seperti tablet dan ponsel pintar, dan 2 juta dari pelanggan modem.
Dijelaskannya, perusahaan mengganggarkan Rp 300 miliar-Rp 400 miliar dari proyeksi pendapatan usaha tahun ini untuk biaya pemasaran guna mencapai target yang ditetapkan.
“Kita pada tahun ini ingin memiliki pendapatan Rp3 triliun. Jasa data diharapkan bisa berkontibusi hingga 75% bagi total omzet,” ungkapnya.
Dijelaskannya, jasa data menjadi andalan karena Average Revenue per User (ARPU) lebih lebih tinggi ketimbang jasa tradisional seperti suara dan SMS. ARPU jasa data Smartfren sekitar Rp 45.000 hingga Rp 50.000. Sedangkan jasa tradisional Rp25.000 hingga Rp28.000.
Guna menggeber pelanggan data perseroan menambah jumlah Base Tranceiver Station (BTS) menjadi 6.500 BTS di seluruh Indonesia. Pada 2012, Smartfren memiliki 4.500 BTS.
Wilayah yang akan menjadi perhatian adalah Sumatera. Saat ini seluruh Sumatra hampir terjangkau kecuali Bengkulu dan Belitung.
Andalkan Andromax
Lebih lanjut dikatakannya, untuk menggeber pengguna data adalah dengan terus menambah produk bundling Andromax. Saat ini total pengguna bundling dengan perangkat Andromax dari Smartfren adalah Sebanyak 200 ribu pelanggan. Sekitar 100 ribu diantaranya adalah dari Andromax-i.
“Kita sekarang datang dengan Andromax-U yang memiliki layar lebih lebar. Kita siapkan 30 ribu unit, baru datang sekitar 8 ribu unit,” ungkapnya.
Dikatakannya, distribusi untuk produk ini hanya di galeri dan outlet khusus milik Smartfren. Smartfren Premium dan Star outlets ada sekitar 650 toko khusus.
“Kita harus lakukan aksi ini untuk mencari pelanggan karena frekuensi SmartFren kan di 1.900 MHz. Bundling memang menjadi senjata andalan. Karena agresif bundling, masyarakat malah berfikir SmartFren itu merek smartphone terbaru,” selorohnya.(id)