Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (indotelko) – Layanan Digital Services milik XL ternyata belum berbicara banyak dari sisi pendapatan bagi anak usaha Axiata itu.
Lini bisnis digital services yang digarap XL adalah finace, mobile advertising, Machine to machine (M2M) dan Cloud Computing, serta mobile commerce
Direktur Teknologi, konten, dan New Business XL Dian Siswarini mengakui, jika dilihat dari sisi pendapatan yang diraihnya, Digital Services masih kecil, karena hanya berkontribusi sekitar 10% bagi omzet Value Added Services (VAS).
“Layanan VAS pada 2012 berkontribusi sekitar 3% bagi total omzet XL. Sedangkan Digital Services itu kontribusinya 10% ke VAS. Silahkan hitung deh,” jelasnya di Jakarta, Senin (5/2).
Berdasarkan catatan, pada 2012 XL meraih pendapatan sebesar Rp 21.278 triliun atau naik 15% dibandingkan 2011 sebesar Rp 18,468 triliun.
Jika VAS berkontribusi sekitar 3% bagi total omzet, hal ini berarti nominalnya sekitar Rp 638,4 miliar. Karena Digital Services berkontribusi sekitar 10% bagi VAS, alhasil jasa ini menghasilkan pendapatan sekitar Rp 63,8 miliar pada 2012.
Dijelaskannya, melihat Digital Services tak bisa dari hanya pendapatan, tetapi value-nya bagi perusahaan.
“Ini seperti bisnis internet. Lihat Facebook, value-nya sebagao perusahaan itu besar. Bagi kami value dari Digital Services ini besar karena ampuh menekan tingkat pindah layanan pelanggan,” jelasnya.
Untuk diketahui, tingkat pindah layanan (Churn Rate) di XL secara bulanan mencapai 22,5%. Namun, angka ini terkoreksi jika pelanggan menggunakan layanan Digital Services. Misal, pelanggan berlangganan mobile advertising, churn rate-nya hanya 10%,
XL Tunai di 4,6%, sedangkan kombinasi pelanggan yang menggunakan XL Tunai dan Mobile Advertising churn rate makin rendah yakni 1,23%.
Melihat dampaknya yang postif bagi perseroan, Dian menegaskan, pada tahun ini XL terus menggenjot bisnis digital services.
Pada tahun ini dialokasikan investasi untuk membangun platform sekitar US$ 15 juta atau setara Rp 145,3 miliar dari 2012 sebesar US$ 12 juta atau setara Rp 116,5 miliar.
“Kita sedang bangun customer based dulu. Pada 2015, baru kita berani targetkan digital services menyumbang sekitar 5-7% bagi total omzet XL,” jelasnya.
Ditambahkannya, layanan digital services yang menjadi pilihan pelanggan sekarang adalah mobile finance dengan merek dagang XL Tunai. Hal itu bisa terlihat dari kontribusinya ke total omzet digital services pada 2012 lalu yang mencapai 20-25% atau setara Rp 12,76 miliar hingga Rp 15,9 miliar.
Data
Tak hanya menggenjot Digital Service, Dian menambahkan, perseroan juga berharap kontribusi jasa data terus tumbuh bagi total omzet seiring alokasi investasi yang besar di layanan itu.
“Jika pada 2012 kontribusi jasa data ke total omzet itu sekitar 20% bagi total omzet, tahun ini kita harapkan pendapatan jasa data itu dua kali lipat dibandingkan 2012 agar kontribusinya menjadi sekitar 35% bagi total omzet,” ungkapnya.
Jasa data pada 2012 meraih pendapatan sebesar Rp 3.718 triliun atau naik 32% dibandingkan 2011 sebesar Rp 2.817 triliun. Pada 2012 pengguna data di XL mencapai 25.6 juta.
Pada tahun ini XL mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 8 triliun - Rp 9 triliun sekitar 60% untuk membangun infrastruktur jasa data.(id)