Manajemen Tower Bersama (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah mengamankan pendanaan untuk ekspansinya guna mencapai pertumbuhan bisnis selama 2013.
“Kami memiliki sumber pendanaan dari pinjaman 25 perbankan dan penerbitan obligasi global. Funding adalah salah satu kunci sukses untuk pertumbuhan perusahaan,” ungkap Direktur Keuangan Tower Bersama Helmy Yusman Santoso di Jakarta, kemarin.
Diungkapkannya, secara total dana pinjaman perbankan yang dimiliki perseroan sebesar US$ 2 miliar. Sejauh ini baru diterbitkan 7 series untuk penarikan dengan nilai total US$ 1,1 miliar. Hal ini berarti perseroan memiliki ruang hingga US$ 900 juta untuk mendukung aksi akuisisi menara milik operator tahun ini.
Sedangkan obligasi global senilai US$ 300 juta baru saja diterbitkan melalui anak usahanya, yaitu TBG Global Pte Ltd dan mengalami kelebihan permintaan (oversubcribe) sebanyak 14 kali.
Obligasi ini diserap institusi dari beberapa negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Asia. Adapun Obligasi berjangka waktu 5 tahun atau yang akan jatuh tempo pada 3 April 2018 tersebut dapat ditarik dengan opsi dari penerbit setelah tanggal 3 April 2016 dengan harga tertentu.
Terakhir, perseroan pada tahun ini kembali tidak membagikan dividen ke pemegang saham layaknya tahun lalu. Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) adalah penetapan penggunaan Laba Bersih Tahun Buku 2012 sejumlah Rp 841 miliar dimana Rp 10 miliar untuk cadangan umum dan Rp 831 miliar untuk menambah retained earning.
“Jika untuk pertumbuhan organic itu sudah aman. Karena kita ada pinjaman sebesar US$ 510 juta AS atau setara Rp 4,95 triliun. Rinciannya, US$ 210 juta bagian dari pinjaman 25 bank dan US$ 300 juta dari obligasi,” ungkap Presiden Direktur Tower Bersama Infrastructure Herman Setya Budi.
Diungkapkannya, pada 2012 perseroan mengoperasikan 8.439 sites dengan 13.708 penyewaan. Sebanyak 3.350 penyewaaan hasil dari akuisisi 2.500 menara milik Indosat pada awal 2012. Sedangkan 3.650 penyewaan hasil organic.
“Dengan dana sebesar yang sudah siap sekarang, kita harapkan dari organic pertumbuhan penyewaan sama dengan tahun lalu,” ungkapnya.
Sedangkan untuk pertumbuhan aset secara anorganik, Herman menegaskan, perseroann siap melakukan akuisisi jika ada operator yang melepas menaranya pada tahun ini.
“Kalau ada operator yang melepas secara resmi dan membuat pengumuman, kita siap. Masalahnya sekarang baru banyak omongan di media massa, belum ada yang resmi,” ungkapnya.
Terkait dengan rencana Indosat akan melepas 5% sahamnya di Tower Bersama jika masa lock up period usai pada semester kedua tahun ini, Helmy menegaskan aksi itu tak akan berdampak ke perseroan. "Masalah mau lepas atau tidak itu terserah Indosat. Investor itu melihat kinerja operasional dan profitabilitas satu perusahan, bukan siapa yang mau melepas saham. Apalagi menara Indosat masih di Tower Bersama," katanya.(id)