Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berhasil mendapat peringkat nasional jangka panjang di level AA- dengan prospek stabil dari Fitch Ratings.
Menurut Analis Utama Fitch Ratings Olly Prayudi faktor utama penggerak peringkat ialah profil kredit yang solid dan kemampuan menghasilkan arus kas yang stabil dengan komposisi penyewa yang kuat dan rasio margin EBITDA yang tinggi dengan persentase 82% pada kuartal pertama 2013.
Ditambah dengan sulitnya pemain asing masuk ke bisnis penyediaan menara di Indonesia menjadikan posisi peringkat tersebut semakin kuat disematkan ke Tower Bersama.
Peringkat Tower Bersama setara dengan perusahaan sejenis, yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia atau Protelindo (BB/AA-(idn)/stabil). Menurut lembaga pemeringkat internasional tersebut, kualitas penyewa Tower Bersama yang lebih baik mengkompensasi neraca yang lebih lemah dibanding Protelindo.
Tower Bersama memperoleh 73.4% dari total omzet pada kuartal I/2013 dari perusahaan telekomunikasi berperingkat layak investasi atau investment grade atau lebih tinggi dari Protelindo yang hanya 35%.
Sementara itu, dana operasional atau funds from operations (FFO)-adjusted net leverage Tower Bersama pada 2013 diperkirakan lebih lemah di kisaran 4x-4,5x dibandingkan Protelindo di 3x-3,5x.
Rasio margin EBITDA Tower Bersama diperkirakan tetap berada di atas 80% dalam jangka menengah, didukung kontrak yang sudah diteken dengan memasukkan klausul kenaikan eskalasi dan struktur biaya operasional yang rendah.
Di sisi lain, kebutuhan tambahan belanja modal organik juga rendah karena kebutuhan belanja modal sebagian besar ditujukan untuk menambah jumlah penyewa yang umumnya berskala kecil.
Terkait rasio penyewa, dihitung dari total penyewa terhadap jumlah menara berada di level 1,74x pada kuartal pertama 2013. Ini berpotensi meningkat dengan adanya kesempatan untuk kolokasi di dalam industri ini.
Sekadar diketahui, Tower Bersama akan menggelar aksi korporasi pembelian saham kembali (buyback) setelah harga sahamnya turun lebih dari 20% dalam sebulan terakhir. Tujuan pembelian selain karena dinilai harga saat ini sudah di bawah harga wajar (fair value) juga bisa memberikan keuntungan bagi para pemegang saham.
Tower Bersama berencana melakukan buyback sebanyak-banyaknya 5% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh, tepatnya 239,8 juta saham. Pelaksanaan buyback akan dilakukan per 25 Juli 2013 sampai dengan 24 Januari 2015 atau memakan rentang waktu 18 bulan.
Perseroan akan menyiapkan dana internal sebanyak-banyaknya Rp 1,44 triliun dalam proses buyback ini. Jika buyback terlaksana perseroan akan mengeluarkan dana sebesar Rp 80 miliar per bulan, sementara EBITDA yang dimiliki di kisaran Rp 200 miliar per bulan.
Saham dengan kode TBIG ini diperdagangkan di kisaran Rp 4.975 – Rp 5.050 per lembar dalam sesi pagi di bursa efek Indonesia pada Selasa (9/7).(ak)