Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Asosiasi Pabrik Kabel Indonesia (Apkabel) memberikan prediksi yang cerah bagi permintaan kabel listrik dan serat optik sepanjang tahun ini.
Dalam kalkulasi Apkabel, permintaan terhadap kabel serat optik akan mendominasi dengan pertumbuhan di atas 20%, sementara kabel tembaga 15% dan kabel aluminium sekitar 10%.
Apkabel menargetkan, untuk kabel tembaga total kapasitas produksi industri mampu mencapai 380.000 ton, kabel aluminium 170.000 ton. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, kapasitas produksi industri untuk kabel tembaga dan aluminium masing-masing hanya 350.000 ton dan 150.000 ton. Sedangkan Untuk serat optik, asosisi memproyeksikan mampu memproduksi 100.000-120.000 ton per tahun.
Kinerja Tertekan
Kalkulasi makro boleh cerah, tetapi tidak demikian jika melihat kinerja emiten kabel selama semester pertama 2013.
Kebijakan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 44% ditambah dengan kenaikan upah menjadikan keuntungan dari perusahaan kabel nasional tergerus selama periode semester pertama 2013.
Dikutip dari laporan keuangan emiten-emiten kabel ke Bursa Efek Indonesia (BEI) belum lama ini, terlihat kinerja keuangan pemain di bisnis ini kurang menggembirakan.
PT Voksel electric Tbk (VOKS) harus rela mengalami penurunan laba bersih sebesar 7,73% menjadi Rp 50,6 miliar di semester satu tahun ini, padahal pada periode yang sama tahun lalu, Voksel masih sanggup membukukan laba bersih sebesar Rp 54,84 miliar.
Naiknya penjualan di enam bulan pertama tahun ini sebesar 5,81% menjadi Rp 1,21 triliun dibanding kan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,15 triliun belum dapat mengangkat laba bersih menjadi lebih baik.
Turunnya laba bersih perseroan karena meningkatnya beban penjualan menjadi Rp 1,07 triliun padahal pada periode yang sama tahun lalu, Voksel masih sanggup menahan beban pokok penjualan berada di posisi Rp 969,45 miliar.
Pemain lainnya, PT KMI Wire and Cable Tbk (KBLI) juga mencatatkan peurunan laba bersih sebesar 1,77% menjadi sebesar Rp 71,19 miliar turun tipis dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 72,48 miliar.
KMI mencatat pertumbuhan pendapatan 16,8% di semester I 2013, dari Rp 1,15 triliun menjadi Rp 1,34 triliun . Sayangnya, beban pokok penjualan naik dari Rp 1 triliun pada semester I 2012 menjadi Rp 1,18 triliun pada semester pertama 2013.
Para analis memprediksi marjin laba emiten kabel akan terus tertekan hingga akhir tahun ini karena kenaikan harga bahan bakar dan upah.Naiknya dua komponen itu menyebabkan tingginya biaya angkut dan handling fee yang telah membengkak lebih dari 50%.(ss)