JAKARTA (IndoTelko) – PT Indosat Tbk (ISAT) tengah menghimpun dana hingga US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 17,8 triliun.
Anak usaha Ooredoo ini rencananya akan menerbitkan surat utang senilai US$ 650 juta. Selain itu juga sedang mencari pinjaman senilai US$ 850 juta.
Penerbitan obligasi dilakukan dalam rangka pembayaran kembali atau refinancing guaranteed notes senilai US$ 650 juta atau sekitar Rp 7,7 triliun. Guaranteed notes atau obligasi Indosat ini akan jatuh tempo pada 29 Juli 2020 dengan tingkat suku bunga 7,37% per tahun. Adapun kupon dibayarkan setiap enam bulan.
Investor Relations Indosat Andromeda Tristanto mengungkapkan, obligasi baru yang akan diterbitkan perseroan bakal berjangka waktu 7 tahun.
Saat ini, perseroan sedang menunggu proses audit Laporan Keuangan periode Januari hingga Juni 2014. Adapun emisi obligasi Indosat akan dilakukan pada kuartal II tahun 2015.
Selain obligasi, perseroan juga mengajukan Request for Proposal (RFP) untuk pendanaan modal kerja (revolving facility) dan fasilitas kredit ekspor (export credit agreement/ECA). Kabarnya, Indosat memberikan batas waktu 18 Juli 2014 bagi perbankan untuk merespons RFP-nya.
Perseroan berharap memperoleh sebesar US$ 450 juta untuk revolving facility dan US$ 400 juta untuk pembiayaan kredit ekspor. Adapun fasilitas revolving akan memiliki jangka waktu tiga tahun. Sedangkan, tenor untuk kredit ekspor belum ditentukan.
Belum lama ini, Indosat mengantongi pinjaman baru senilai Rp 700 miliar dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Indosat akan menggunakan dana pinjaman untuk melunasi utang dan tambahan modal kerja 2014.
Pada Maret lalu, Indosat tercatat melepas sebanyak 5 persen saham perusahaan menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) kepada sejumlah investor institusi. Nilai penjualan mencapai Rp 1,3 triliun.(ak)