JAKARTA (IndoTelko) – PT Indosat Tbk (ISAT) memprediksi kinerjanya keuangannya hingga semester pertama 2014 masih dalam bayang-bayang tekanan depresiasi rupiah.
“Kita tutup 2013 itu nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sudah menembus di atas Rp 10 ribu. Hasilnya sepanjang 2013 kita rugi. Kuartal pertama 2014 laba bersih didapat karena rupiah menguat. Kalau semester pertama dengan melihat rupiah kembali melemah, sepertinya rapor dari keuangan merah,” ungkap President Director & CEO Indosat Alexander Rusli, kemarin.
Dijelaskannya, kondisi neraca keuangan Indosat banyak tergantung nilai tukar rupiah karena postur utang dalam dollar AS lumayan dominan. Belum lagi untuk belanja alat produksi masih menggunakan dollar AS.
Sekadar diketahui, sepanjang kuartal I 2014, perseroan mencetak laba bersih sebesar Rp 831,5 miliar, dari rugi bersih Rp 40,3 miliar pada kuartal I 2013. Capaian ini didorong oleh laba kurs sebesar Rp 805,7 miliar dari rugi kurs tahun lalu Rp 61,8 miliar.
Sedangkan sepanjang 2013, anak usaha Ooredoo ini membukukan kerugian sebesar Rp 2,78 triliun sepanjang 2013 anjlok 841,7% dibanding 2012, dimana masih bisa membukukan keuntungan Rp 375,1 miliar. Indosat sepanjang 2013 mengalami kenaikan kerugian selisih kurs sebesar Rp 2,78 triliun melonjak 274,3% dari kerugian selisih kurs di tahun 2012 yakni Rp 744,6 miliar.
Operasional tumbuh
Namun, lanjut Alex, dari sisi pendapatan usaha, perseroan mengestimasi pertumbuhan sepanjang semester pertama 2014 minimal sama dengan pertumbuhan industri, yang sekitar 7%-8% tahun ini.
"Selama di kuartal II tidak ada perang harga, kami perkirakan realisasi pendapatan kami sesuai target atau sama dengan industri di semester I. Kami perkirakan tumbuh 7%-8%, karena layanan data kami naik dua kali lipat, dan layanan value added service tumbuh 80% sejak tahun lalu," katanya.
Dalam catatan, pendapatan usaha Indosat sepanjang kuartal pertama 2014 didapat sebesar Rp 5,773 triliun atau turun 0,3% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 5,788 triliun.
Pemicunya adalah andalan Indosat yakni jasa seluler hanya mencatat pendapatan sepanjang kuartal I lalu sebesar Rp 4,65 triliun atau turun 2,1% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 4,75 triliun.
Per kuartal I, Indosat memiliki 59,6 juta pengguna dengan 50% atau 29,8 juta di antaranya adalah pengguna data. Perseroan mengestimasi realisasi pelanggannya tidak tumbuh stagnan di semester I ini.
“Kalau operasional kita aman, termasuk untuk membayar utang yang jatuh tempo. Anda lihat, wajah saya happy kan? Itu artinya semua aman,” pungkasnya.(id)