JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berambisi menghadirkan akses internet dengan kecepatan 300 Mbps ke perumahan layaknya yang dirasakan masyarakat di negara-negara maju.
“Kita sudah masuk ke era broadband Internet, dan broadband Internet itu ya fiber atau serat optik. Di Hong Kong dan negara-negara maju, pelanggan sudah bisa menikmati 300 Mbps lewat fiber dan Telkom akan mewujudkan itu,” tegas Direktur Consumer Telkom Dian Rachmawan di Jakarta, Kamis (9/4).
Dijelaskannya, secara backbone Telkom telah menggelar fiber optik sepanjang 400 kilometer di jalur tengah Aceh. Di ujung timur, Telkom menggelar infrastruktur serat optik yang membentang dari Maluku hingga Papua yang disebut Maluku Cable System (MCS).
MCS bagian dari program pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi Maluku Papua Cable System sepanjang 5.444 KM kabel laut dan 655 KM kabel darat. Secara keseluruhan Telkom telah menggelar fiber optic backbone di seluruh Indonesia sepanjang 76.000 KM.
Tak hanya itu, kabel laut milik Telkom ini juga akan tersambung dengan rute internasional karena emiten Halo-halo ini bergabung dalam sejumlah konsorsium SKKL yang membangun link atau sambungan ke pusat internet global yakni Amerika Serikat.
Tercatat, Telkom melalui anak usaha, PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin), ikut serta dengan pembangunan mega proyek sistem kabel laut yang menghubungkan Asia Tenggara (ASEAN) dan Eropa atau konsorsium South East Asia - Middle East -Western Europe 5 (SEA-ME-WE 5). Kabel laut SEA-ME-WE 5 akan memiliki percabangan ke Indonesia dengan titik pendaratan di Dumai dan Medan.
Kabel laut SEA-ME-WE 5 akan terintegrasi dengan sistem kabel laut yang telah dimiliki Telin sebelumnya, yaitu Asia America Gateway (AAG), South East Asia Japan Cable System (SJC), Batam Singapore Cable System (BSCS), Dumai Malaka Cable System (DMSC), dan Thailand Indonesia Singapore (TIS).
Konfigurasi link internasional milik Telkom kian lengkap dengan hadirnya kabel laut South East Asia – United States (SEA-US). (
Baca juga:
Telkom jadikan Indonesia Hub)
Dijelaskannya, untuk menghubungkan backbone yang sudah sangat kuat ini, Telkom masih punya pekerjaan rumah yakni menghubungkan fasilitas Internet fiber super high-speed tersebut dengan rumah-rumah pelanggan.
Telkom berkomitmen untuk menyambungkan 3 juta rumah dengan jaringan Fiber to The Home (FTTH) atau biasa dikenal 100% fiber pada tahun 2015 ini. Telkom sudah menyiapkan backbone dan feeder untuk menjangkau 13,2 juta rumah.
“Tentu saja Telkom tidak bisa sendirian dalam membantu masyarakat agar bisa menikmati Internet Fiber super cepat seperti di negara-negara maju ini. Salah satunya, Telkom membutuhkan dukungan dari para developer atau pengembang untuk juga memudahkan pembangunan fiber optic last mile ke rumah pelanggan,” katanya.
Bentuk dukungan lain dari pengembang dalam menyediakan Internet fiber kepada pelanggan adalah dengan menyiapkan Instalasi Kabel Rumah (IKR) yang sudah fiber ready. Artinya, bila selama ini para pengembangan menyediakan instalasi listrik, diharapkan juga menyiapkan instalasi fiber optic sehingga mempercepat tersedianya layanan Internet fiber ke rumah pelanggan.
“Daripada menyediakan instalasi tembaga untuk Internet, lebih baik langsung saja instalasi fiber karena masa depan Internet broadband adalah fiber yang sudah terbukti cepat, handal dan akan bertahan puluhan tahun ke depan baik secara teknologi maupun ketahanan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, belum lama ini hasil studi Ipsos yang mensurvei para pengguna internet di 24 negara (termasuk Indonesia), mengungkap bahwa bahwa 83% pengguna internet di dunia menilai akses internet dengan biaya yang terjangkau sudah seharusnya menjadi hak asasi manusia. (
Baca juga:
Siasat Telkom membangun IndiHome)
Dari sisi hukum tentang pengesahan internet broadband sebagai salah satu hak bagi setiap warga negara, Finlandia adalah pelopornya. Pada tahun 2010 negara ini secara resmi menetapkan koneksi internet broadband sebagai hak yang berlaku bagi setiap warga negara dan oleh karena itu setiap orang Finlandia akan berhak untuk mengakses koneksi Internet broadband dengan kecepatan 1 Mbps.
Sedangkan Ookla Net Index menyatakan kecepatan kecepatan rata-rata mengunduh konten dengan fixed broadband di Indonesia baru mencapai 5,3 Mbps, sedangkan untuk mengunggah sekitar 3,2 Mbps.(dn)