JAKARTA (IndoTelko) – Nilai tukar rupiah yang terus tenggelam terhadap dollar AS bisa membuat bisnis gadget di Tanah Air tertekan.
“Kalau satu dollar AS setara Rp 15 ribu, ini bisa bikin bisnis ponsel tertekan. Kita bisnis ponsel kan banyak tergantung impor,” ungkap Ketua Asosiasi Importir Seluler Indonesia, Eko Nilam, kemarin.
Diungkapkannya, selama dua bulan belakangan dimana rupiah terus menunjukkan pelemahan terhadap dollar AS, telah berdampak pada bisnis ponsel dimana harga menjadi naik 10%.
“Semuanya karena importasi ponsel menggunakan dollar AS. Sekarang dampaknya sudah tidak signifikan lagi karena pasar sudah menyesuaikan diri sebelumnya," jelasnya.
Menurutnya, saat ini bisnis ponsel mengalami pelemahan yang cukup signifikan, karena daya beli masyarakat juga tengah melemah. "Tak mudah bagi bisnis ponsel sekarang, mau naikkan harga, masyarakat tak ada daya beli,” tutupnya.
Secara terpisah, Dirketur Komunikasi Erajaya Djatmiko Wardoyo mengatakan untuk menyiasati melemahnya daya beli masyarakat, perseroan menawarkan cicilan dengan masa kredit yang lebih panjang dari biasanya. “Ini salah satu strategi yang dijalankan,” katanya.
Sebelumnya, President Director Hisense Internasional Indonesia Stephen Qu mengungkapkan, dalam kondisi krisis ekonomi, lapisan segmen menengah atas masih layak dibidik dengan produk premium.
“Kalau pasar low end pasti tertekan karena yang diamankan kebutuhan pokok dulu. Segmen premium mereka mencari valuasi dari produk,” jelasnya.(ak)