JAKARTA (IndoTelko) – Amerika Serikat (AS) kabarnya menaruh perhatian besar terhadap industri eCommerce nasional.
Melalui Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O Blake, kabarnya Negeri Paman Sam mengusulkan agar 11 sektor usaha yang diminati investor negerinya bisa lebih terbuka bagi asing.
Sektor-sektor yang diusulkan untuk lebih terbuka, di antaranya sektor eCommerce, asuransi, energi, energi terbarukan, pembuatan film dan bioskop, telekomunikasi, manufaktur, farmasi, distributorship, penyimpanan dingin (cold storage) serta ritel elektronik dan alas kaki.
Usulan tersebut disampaikan Dubes Blake kepada Kepala Badan Koordinasi Penananaman Modal (BKPM) Franky Sibarani saat mengunjungi Kantor BKPM di Jakarta. Ada pun pertemuan dengan Dubes Blake membahas beberapa usulan yang secara resmi disampaikan secara tertulis pada 30 Oktober 2015 oleh Kedubes AS.
"Masukan yang disampaikan dilakukan berdasarkan beberapa landasan argumentasi baik potensi masing-masing sektor tersebut, maupun minat beberapa perusahaan AS terhadap sektor tersebut namun terhenti akibat peraturan regulasi saat ini," ungkap Franky kemarin.
Dalam Perpres Nomor 39 Tahun 2014 mengenai panduan investasi, sektor-sektor yang diusulkan terbuka oleh AS tersebut sebagian besar memang tertutup untuk asing seperti eCommerce, pembuatan film dan bioskop serta ritel untuk elektronik dan alas kaki. Sedangkan sektor lainnya seperti "distributorship" dan penyimpanan dingin dibatasi kepemilikan asingnya maksimal 33%.
Pembahasan usulan revisi Daftar Investasi Negatif (DNI) itu akan dibagi menjadi tiga kelompok kementerian yang akan dilakukan 24 November 2015, 1 Desember 2015, dan 3 Desember 2015.
Selain persoalan Panduan Investasi, keduanya juga membicarakan berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kerja sama investasi Indonesia dan Amerika Serikat.
Salah satu hal yang akan ditindaklanjuti oleh BKPM adalah kemungkinan pembukaan Desk Amerika Serikat di BKPM guna memfasilitasi minat-minat investor Amerika ke Indonesia.
Sekadar diketahui, eCommerce Indonesia termasuk yang seksi di kawasan Asia Tenggara. Agresifitas juga ditunjukkan pelaku usaha dimana belanja iklan untuk sektor ini hingga kuartal ketiga 2015 menunjukkan pertumbuhan terkuat yaitu 50% YoY menjadi Rp2,3 triliun.
Dalam catatan Nielsen, iklan dari Tokopedia naik 1.582% YoY menjadi Rp356 miliar dan Traveloka naik 702% YoY menjadi Rp547 miliar. Diperkirakan pada akhir 2015, nilai bisnis eCommerce tanah air sekitar US$ 18 miliar. Pada 2020, akan mencapai US$ 130 miliar.(id)