JAKARTA (IndoTelko) – Layanan transportasi berbasis aplikasi, GrabTaxi,kian bergairah menatap 2016.
Pemain yang fokus di pasar Asia Tenggara ini baru saja melakukan rebranding menjadi Grab, pertengahan pekan lalu.
Brand baru ini mencakup seluruh layanan, yang meliputi taksi (GrabTaxi), penyewaan kendaraan pribadi (GrabCar), ojek (GrabBike), carpooling (GrabHitch), dan pemesanan kurir (GrabExpress).
Terhitung sejak diluncurkan pada 2012 silam, Grab telah berevolusi dari aplikasi sederhana untuk pemesanan taksi, menjadi perusahaan penyedia layanan transportasi darat terbesar di Asia Tenggara.
Saat ini Grab memiliki lebih dari 200.000 pengemudi dan aplikasinya diunduh di lebih dari 11 juta perangkat.
Kemudian, sejak pertengahan 2015, di seluruh Asia Tenggara Grab mencatat rata-rata pertumbuhan jumlah tumpangan sebesar 35% setiap bulannya untuk layanan GrabCar, dan 75% untuk layanan GrabBike.
“Saat ini kami bukan lagi sekadar aplikasi pemesanan taksi. Merek baru ini merupakan evolusi penting yang mewakili tujuan kami untuk memberikan layanan yang melebihi ekspektasi pelanggan kami,” ujar Group CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan, belum lama ini.
Dikatakannya, perseroan menyediakan dana investasi sebesar US$ 700 juta untuk melakukan pengembangan layanan di kawasan Asia Tenggara yakni, Vietnam, Singapura, Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Filipina.
Anthony mengatakan, Indonesia adalah pasar nomor satu terpenting bagi Grab karena memiliki jumlah penduduk yang besar. Selain itu, Indonesia juga memiliki banyak masalah terkait dengan transportasi. Di mana di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, kemacetan yang terjadi sangat luar biasa. Sedangkan, warga Jakarta membutuhkan waktu yang cepat untuk sampai ke tempat tujuan mereka.
Di sisi lain, Grab memiliki kemampuan, teknologi, dan sumber daya manusia yang mumpuni untuk menyelesaian persoalan yang dihadapi masyarakat. “Inilah yang menjadi perhatian kami di Grab,” tandasnya.(id)