telkomsel halo

Tak mudah Mengembangkan Triple Play di Indonesia

08:57:29 | 12 Feb 2016
Tak mudah Mengembangkan Triple Play di Indonesia
Teknisi tengah memeriksa kabel telepon rumah (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Operator telekomunikasi dianggap memiliki  tantangan yang berat mengembangkan layanan triple play di Indonesia karena faktor infrastuktur dan budaya masyarakat.

Triple play adalah layanan yang diberikan operator telekomunikasi bagi pelanggan rumah berupa langganan TV kabel, telepon rumah, dan akses internet.

Di Indonesia pemain triple play yang bisa diapungkan adalah Telkom IndiHome, First Media, MNC Play, atau Biznet. Diantara pemain ini, hanya Telkom yang memberikan layanan jasa telepon dasar (Jaspondas) di jaringan telepon tetap (Jartap).

“Triple play itu tren teknologi dan merupakan peningkatan layanan kepada masyarakat. Teknologi berubah dari kabel tembaga menjadi kabel optik. Dari kabel optik ini bisa berjalan beragam layanan yang bisa diberikan. Nah, mengkomunikasikan Triple play di tengah masyarakat yang terbiasa dengan One Play (Jaspondas) ini bukan perkerjaan mudah,” ungkap Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Kristiono di Jakarta, Kamis (11/2).

Menurutnya, operator harus bisa mengkomunikasikan ke masyarakat kalau perlu dengan cara sistem komersial dimana bisa menonjolkan keuntungan kalau pengguna berlangganan secara triple play  dibandingkan kalau One Play.

“Operator harus bisa membuat masyarakat merasakan menikamati benefit yang lebih dari Triple Play.  Karena saya rasa nature-nya masyarakat sebenarnya butuh kemajuan, butuh layanan lebih baik. Tetapi jika ada yang mau hanya menikmati One Play, itu harus dihormati juga,” katanya.

Diakuinya, layanan suara masih dicari pelanggan telekomunikasi. “Sekarang ini kan layanan voice itu di-carry dengan cara yang berbeda, karena nantinya juga Public Switch Telephone Network (PSTN) akan hilang sendiri teknologinya. Sementara Telkom mungkin masih ada, tapi someday, sebentar lagi saya kira sudah tidak akan ada lagi PSTN. Kalau bagi pemain seperti Telkom,  teknologinya sudah available kenapa tidak dikasih semua. cuma saya masayrakat mungkin ada yang belum siap,” ulasnya.

Seperti diketahui, prosedur unbundling IndiHome dari Telkom banyak menjadi pergunjingan Netizen karena  dianggap tak adil oleh pelanggan.

Unbundling disini adalah ketika pelanggan memutuskan berhenti berlangganan internet atau TV kabel, dan memilih hanya berlangganan telepon tetap rumah.

Dalam perjanjian berlangganan antara Telkom dan IndiHome dinyatakan  bila pelanggan memutuskan untuk berhenti berlangganan, maka otomatis layanan akan berhenti, termasuk layanan Triple Play, seperti internet, interactive TV, dan telepon.

"Seluruh perangkat Telkom yang terdapat di pelanggan akan diambil kembali oleh pihak Telkom," demikian tulis perjanjian itu.

Chairman Mastel Institute Nonot Harsono menambahkan, hebohnya masalah unbundling oleh IndiHome tak bisa dilepaskan dari biaya yang dikeluarkan pelanggan.

“Kontrak pelanggan pertama layanan suara. Itu biaya bulanan kan murah. Terus Triple Play naik jadi ratusan ribu rupiah. Nah, pas mau balik ke langganan telepon rumah saja, infrastruktur sudah berganti dari tembaga ke optik. Ini memang harus ada ketemu kepentingan Telkom dengan kepentingan konsumen. Keduanya saling membutuhkan,” katanya.

Tetap Layani
Secara terpisah, VP Consumer Marketing and Sales Telkom, Jemy V. Confido mengaku  sudah menyiapkan solusi jika pelanggan hanya mau berlangganan telepon rumah tanpa  bundling triple play IndiHome. (Baca juga: Telepon Rumah)

“Kami akan menyiapkan teknisi untuk melayani pelanggan yang ingin berhenti langganan Internet dan televisi namun tetap ingin memakai jaringan telepon rumah. Telkom menyiapkan solusi agar layanan voice tetap bisa dilayani. Hanya pelanggan tersebut tidak lagi mendapat bonus lokal dan interlokal 1000 menit,” jelas Jemy.

Secara terpisah, Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) I Ketut Prihadi Kresna mengatakan Telkom diizinkan mengemas pemasaran untuk layanan Triple Play dengan catatan apabila pelanggan tidak mau bundling lagi dan hanya ingin berlangganan Telepon Tetap (pontap)  wajib melayani dengan persyaratan yang dapat ditentukan oleh operator itu. (Baca juga: Suara BRTI tentang Unbundling Triple Play)

Dalam catatan, Telkom hingga Sembilan bulan pertama 2015 memiliki sekitar 10,033 juta pelanggan naik dibandingkan periode sama 2014 sebesar 9,604 juta pengguna.

GCG BUMN
Telkom sebagai salah satu pemilik lisensi Pontap selain Indosat, yang masih mengembangkan layanan jika dilihat dari pertumbuhan pelanggannya.(dn)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories