telkomsel halo

Triple Play Sudah Menjadi Kebutuhan Dasar di Setiap Rumah

11:17:30 | 22 Feb 2016
Triple Play Sudah Menjadi Kebutuhan Dasar di Setiap Rumah
Logo Triple Play (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Ramai-ramainya pemain baru bermunculan di ranah Fixed broadband memberikan sinyal kompetisi yang intens di sektor layanan Telekomunikasi.

Pemimpin pasar Fixed broadband di Indonesia adalah IndiHome dari Telkom dengan pelanggan sekitar 1,3 juta rumah tangga. Disusul First Media (Link Net) dengan 400 ribuan rumah tangga.

Sisanya ada pemain lama seperti Biznet dan pemain baru yang tengah genit-genitnya seperti MNC Play, MyRepublic (operator ISP dari Singapura) dan pekan lalu Indosat meluncurkan GIG.

Ada yang membedakan satu operator dengan lainnya, meski sama-sama dengan label Fixed broadband. (Baca juga: Fenomena Broadband)

Dari sisi infrastruktur Jaringan Akses, IndiHome mengedepankan Fiber To The Home (FTTH) menggantikan jaringan akses hybrid Fiber-Kabel Tembaga yang dikenal sebagai Fiber To The Curb (FTTC). Penggunaan teknologi FTTH juga diikuti oleh para pemain Broadband baru. Sementara pemain lama seperti First Media masih berjuang di teknologi lama Hybrid Fiber- Coaxial cable. (Baca juga: First Media Rugi)

Moda layanan Fixed broadband masing masing juga kelihatan berbeda, IndiHome menggebrak pasar dengan moda Tripleplay dimana layanan teleponi, akses internet, dan TV /video rich content disatukan dalam bundled services.

Sementara kebanyakan pemain Fixed  broadband hanya mampu memberikan layanan double play yaitu akses internet dan TV/Video, bahkan pemain baru seperti MyRepublic hanya memberikan layanan akses internet saja, layanan video menumpang melalui Over The Top (OTT). (Baca juga: MyRepublic ekspansi ke Indonesia)

Layanan ketiga dari Triple play yakni layanan TV/Video, yang dipicu oleh pesatnya kemajuan teknologi layar TV dari teknologi CRT (tabung), kemudian muncul Layar Plasma, LCD dan terakhir layar LED yg ringan, hemat listrik, dan semakin murah. TV LED tidak lagi hanya ditempatkan di Ruang Keluarga, namun sudah mengisi ruangan kamar tidur.

Fenomena ini membuat Industri Konten TV dan Video menjadi booming dgn kualitas penyaluran High Density dan bahkan kualitas 4K cInema/Ultra HD.

Layanan TV tidak lagi layanan TV yang linear saja namun sudah layanan streaming Video dari konten OTT (internet TV). Layanan TV bisa dikatagorikan basic, premium, dan freemium (premium yang gratis dibayar oleh advertisement)

Demikian pula untuk layanan Video, pelanggan bisa menikmati secara "on demand" di sebut sebagai Video On Demand (VOD).

Terdapat dua jenis layanan VOD berbayar yaitu TVOD, Transaction VOD- pelanggan membayar setiap Video yang ditonton dan SVOD, Subscription VOD- pelanggan membayar secara berlangganan.

"Dalam waktu dekat platform  eksisting IPTV akan migrasi menjadi platform Hybrid IPTV dan Over the top (OTT) untuk menghadirkan pengalaman baru menikmati TV/Video, “ jelas Direktur Consumer Telkom Dian Rachmawan di Jakarta, Senin (22/2).

“Triple Play sudah menjadi kebutuhan dasar di setiap rumah. Sayangnya, ditengah gairah membangun Triple Play, kenapa masih nyaring terdengar suara-suara yang menyatakan Rumah hanya butuh telepon rumah saja,” katanya

Menurutnya, layanan telepon rumah sudah di-bundling dalam paket Triple play, bahkan, untuk pelanggan IndiHome, diberikan secara cuma-cuma kepada pelanggan IndiHome sebesar 1000 menit gratis baik lokal dan interlokal.

"Kita memahami telah lama telepon rumah ditinggalkan semenjak orang lebih suka menggunakan telepon selular, sehingga kami berikan gratis 1000 menit tiap bulan untuk layanan paket Tripleplay IndiHome. Anda tahu tidak 1.000 menit itu setara berapa? Sejuta rupiah," paparnya.

Diakuinya, beberapa pelanggan ada yang memanfaatkan benefit gratis telepon rumah tersebut, sementara ada juga yang masih tidak memakainya.

Dian menambahkan bahwa apabila ada yang mempunyai kebutuhan telepon rumah seperti yang diramaikan di media sosial, lebih ekonomis berlangganan Triple play IndiHome untuk mendapatkan manfaat gratis 1000 menit dimaksud.

"Kebutuhan broadband paling dominan di setiap rumah disamping TV/Video adalah Internet kecepatan tinggi, persis seperti listrik, apabila Internet absen di rumah, maka akan menjadi problem yang paling menjengkelkan," tegas Dian.

Diungkapkannya, Telkom  secara konsisten melakukan modernisasi Jaringan akses Tembaga- yang sudah tidak sesuai lagi untuk akses broadband  dengan FTTH.

“Saat ini pasar diedukasi dengan kecepatan mulai 10 mbps sampai dengan 100 mbps. Pada saat nya nanti dalam waktu yang tidak terlalu lama akan diperkenalkan kecepatan sampai dengan 1Gbps. Saat ini kebanyakan pelanggan IndiHome meminta kecepatan 10 Mbps meskipun beberapa sudah ada yg berlangganan paket 100 Mbps, kecepatan berlipat 10 kali namun harga hanya sekitar 4 kali" kata Dian.

Menanggapi beberapa pesaing yang menawarkan kecepatan lebih tinggi yaitu 300 Mbps dan 1Gbps, Dian dengan lugas mengatakan bahwa bisa saja mereka (para pesaing) mencetak brosur seperti itu, namun masyarakat pasti akan menanyakan apakah availability dan coverage tersedia di rumah mereka. (Baca juga: GIG dari Indosat)

GCG BUMN
"Coverage layanan kami dari Sabang sampai Merauke mengingat Telkom ingin menghilangkan kesenjangan Digital di bumi pertiwi ini, siapa yang membangun demi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan diberkati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa," tegas Dian.(id)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories