JAKARTA (IndoTelko) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya peranan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dalam berbagai sesi selama kunjungan kerja ke Amerika Serikat 15-17 Februari 2016.
Kunjungan ini terbagi dalam dua bagian, yaitu kunjungan Presiden ke acara ASEAN-US Summit di Sunnylands dan kunjungan ke perusahaan-perusahaan digital ternama dunia di Silicon Valley.
Presiden menegaskan bahwa delapan kementerian dan lembaga telah bersama-sama menyelesaikan menyusun roadmap eCommerce nasional dengan nilai US$ 130 miliar dan menciptakan 1000 teknopreneur dengan nilai bisnis US$ 10 miliar pada tahun 2020.
Pada tahun 2014, tercatat transaksi eCommerce Indonesia mencapai US$ 12 miliar, mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2013 yang berada pada posisi US$ 8 miliar. Diprediksi mencapai US$ 24,6 miliar pada tahun 2016.
Kunjungan ke Sunnylands
ASEAN-US Summit sendiri juga sangat bernuansa ekonomi digital karena Presiden Amerika Serikat Barrack Obama mengundang tiga CEO ekonomi digital di AS. Pertemuan yang berlangsung dalam Sesi II Retreat I ini dilaksanakan di Interactive Gallery, Sunnylands Center & Gardens, California, AS pada hari Senin, 15 Februari 2016.Hadir tiga CEO yaitu CEO Microsoft Satya Nadella, CEO IBM Ginni Rometty dan CEO CISCO Chuck Robbins.
Ketiga CEO mentekankan arti penting kemitraan antara pemerintah dengan swasta dalam bentuk Public Private Partnership. Selain itu, para CEO memandang penting regulatory environment.
Terhadap apa yang disampaikan oleh tiga CEO, Presiden Obama secara khusus memberikan pandangan yg diambil dari pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa teknologi harus dapat memberdayakan UKM dan dapat mempersempit gap pembangunan. Intinya teknologi harus bermanfaat bagi rakyat. Tentunya agar teknologi bermanfaat bagi rakyat maka masalah pendidikan sangat penting artinya.
Dalam pandangan pemerintah terhadap ekonomi digital, UKM memang mendapat tempat utama. Ekonomi digital Indonesia akan sangat bergantung kepada partisipasi UKM, sehingga dibutuhkan perencanaan khusus yang membuat UKM menjadi pemain utama dalam pembangunan ekonomi nasional.
Kunjungan ke Silicon Valley
Presiden juga secara langsung merasakan denyut ekonomi digital dalam kunjungannya ke Silicon Valley, San Fransisco, yang merupakan kompleks perusahaan-perusahaan digital terbesar di dunia. Di Silicon Valley Presiden didampingi Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengunjungi kantor-kantor Facebook, Google, Twitter, dan Plug&Play. Selain itu di San Fransisco Presiden juga berkesempatan bertemu dengan ratusan diaspora Indonesia yang bekerja di Amerika Serikat.
Di kantor Facebook, Presiden bertemu dengan CEO Facebook, Mark Zuckerberg untuk keduakalinya setelah sebelumnya bertemu di Jakarta. II kantor ini Presiden mengajak Facebook untuk dapat mendukung program “Empowering Leaders of Peace through Digital Platform” sebagai sebuah inisiatif global yang diinisiasi oleh Presiden Republik Indonesia.
Di kantor Google, Presiden disambut oleh CEO Google, Sundar Pichai. Di gedung ini, Presiden disuguhi berbagai projek masa depan yang sedang dikerjakan oleh Google, termasuk Balon Google (Google Loon) yang menyediakan koneksi Internet untuk daerah-daerah terpencil.
Presiden dan CEO Google berkesempatan makan siang informal bersama dengan para Indonesian Googlers (karyawan Google yang berkewarganegaraan Indonesia) di sini.
Presiden juga mengunjungi Plug and Play sebuah pusat Inkubator ternama di Silicon Valley bertemu dengan CEO dan founder-nya, Saeed Amidy. Dengan mengunjungi kantor ini, rombongan berharap bisa memahami cara bagaimana membangun teknoprener agar ekonomi digital tumbuh cepat dan besar di Indonesia dengan benefit, talenta, dan value-nya tetap menetap di Indonesia
Di kantor Twitter, Presiden bertemu dengan CEO-nya, Jack Dorsey. Dalam pertemuan ini Presiden Jokowi melihat peran penting Twitter dalam demokrasi digital. "Saya sambut baik peran Twitter sebagai salah satu platform media penting dunia yang menyebarkan berbagai nilai positif bagi masyarakat seperti nilai demokrasi dan good governance,” kata Presiden.
Dalam semua kunjungan tersebut pemerintah Indonesia menyampaikan pemaparan bahwa Indonesia merupakan energi digital Asia, “Indonesia: The Digital Energy of Asia”. Inilah tema yang diusung Indonesia dalam rangkaian pertemuan di Silicon Valley.
Pemerintah menyadari bahwa ekonomi digital memiliki karakteristik tersendiri yang dalam banyak kasus sangat berbeda dengan karakteristik ekonomi sebelumnya. Oleh sebab itu pemerintah harus menyesuaikan diri dalam menyusun kebijakan agar sejalan dengan kebutuhan baru tersebut.(id)
Rangkuman kebijakan yang berkaitan dengan posisi Indonesia sebagai energi digital Asia itu adalah sbb:
1. Rencana strategis untuk fokus kepada UKM dan sebanyak-banyaknya melibatkan UKM dalam pembangunan ekonomi nasional.
2. Petajalan e-dagang yang memadukan 31 inisiatif dari 8 kementerian dan lembaga pemerintah untuk memastikan pertumbuhan sektor teknopreneur dengan target mencapai transaksi eCommerce sebesar US$ 130 miliar pada tahun 2020.
3. Kebijakan yang ramah terhadap penanaman modal asing untuk menarik minat investasi dan penanaman modal ventura.
4. Memfasilitasi akses pendanaan untuk digitalisasi UKM dan perusahaan-perusahaan rintisan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan juga membuat regulasi yang lebih menarik minat modal ventura.
5. Menyediakan “exit strategy” yang mudah dan atraktif dengan cara memperdalam likuiditas pasar modal untuk listing perusahaan teknologi.
6. Adopsi kebijakan-kebijakan yang pro-inovasi seperti: program nasional untuk menciptakan 1000 teknoprenuer digital nasional dan peraturan “safe harbor” untuk memproteksi pemain-pemain eCommerce