JAKARTA (IndoTelko) – PT Generasi Digital Indonesia (GDI Lab) mengeluarkan produk analitik baru, yaitu GDI Analytics yang khusus menganalisa platform media sosial (Medsos) seperti Twitter, Facebook, dan Instagram.
“Perkembangan dunia digital yang begitu pesat, terutama kehadiran aplikasi media sosial di dunia maya, mengakibatkan ledakan data yang tidak bisa dibendung. Ratusan hingga miliaran data tercecer begitu saja di berbagai platform tanpa ada yang mengolah menjadi suatu digital market insight,” kata Co-Founder GDILab Billy Boen, kemarin.
Diungkapkannya, nyaris semua perusahaan baik skala mikro, kecil hingga besar sekalipun memanfatkan jejaring media sosial yang ada sebagai bentuk engagement kepada para pelanggan dan klien.
GDI Lab adalah perusahaan startup bidang TI yang didirikan pada Desember 2013. Lewat mesin pintar yang dikembangkan sendiri bernama Genesis (generate analysis), GDI Lab bisa menangkap dan memonitor unstructured data dari media sosial yang kemudian diolah menjadi digital market insight untuk kepentingan strategi bisnis brand atau perusahaan.
Guna melengkapi kinerja dan jangkauan yang lebih global, GDI Lab menggandeng salah satu perusahaan analitik terbaik dari Thailand, yaitu Digital Associates Co. Ltd sejak setahun yang lalu. Begitu juga kerjasama dengan Twitter yang menjadi bagian dari ekosistem.
Produk GDI Analytics dikembangkan dalam bentuk dashboard, lewat fitur-fitur yang dibuat, menjanjikan pengguna dapat mengetahui apa yang dibicarakan publik terhadap suatu brand. Mengukur performa buzzer, siapa saja yang terlibat dalam kampanye marketing beserta lokasinya.
Untuk tarifnya sendiri, setiap pengguna cukup mengeluarkan dana Rp 500 ribu setiap bulannya. Namun jika pengguna tidak sempat untuk menggunakan dashboard sendiri dan perlu data seperti weekly atau monthly report, tarif yang dipatok bisa mencapai Rp10 juta. Sedangan untuk layanan sampai pada presentasi report kepada pelanggan, tarifnya bisa mencapai Rp30 juta lebih.
GDI Analytics perpaduan dari dua produk yang dikembangkan sebelumnya, yaitu Polaris dan Iris yang berbasis Software as Service.(ak)