JAKARTA (IndoTelko) – Langkah Arianespace mengumumkan penundaan peluncuran BRIsat karena terdapat anomali pada satu fluid connector di roket peluncur dianggap hal yang biasa dalam proses peluncuran sebuah satelit.
“Itu lumrah dan normal dilakukan. Kalau dari inspeksi ada salah satu unit tak yakin, biasanya diambil langkah itu (penundaan),” ungkap Praktisi di bisnis satelit Tonda Priyanto kepada IndoTelko kemarin.
Menurutnya, keputusan penundaan juga tak bisa dilepaskan dari keinginan Arianespace menjaga reputasinya yang jarang gagal dalam peluncuran sebuah satelit. “Arianespace ada reputasi dan harus dipertahankan. Ini semua masih menjadi tanggung jawab dari Arianespace karena satelit belum lift off,” tutupnya.
Sebelumnya, Arianespace mengumumkan BRIsat yang seharusnya meluncur pada 8 Juni 2016 (waktu Kourou, Guyana Perancis) diubah menjadi 16 Juni 2016 (waktu Kourou, Guyana Prancis) atau 17 Juni 2016 WIB atau 8 hari dari tanggal peluncuran semula, setelah melakukan penggantian konektor cairan antara kriogenik bagian atas roket Ariane 5 dengan landasan peluncuran landasan peluncur ELA-3.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menegaskan tidak mengalami kerugian lantaran ditundanya peluncuran tersebut. (
Baca juga:
Jadwal terbaru peluncuran BRIsat)
Direktur Utama BRI Asmawi Syam menjelaskan, satelit masih menjadi tanggung jawab Space System/Loral (SSL) sebagai pembuat satelit dan belum diserahkan ke pihak BRI. "Saat peluncuran ini belum serah terima ke BRI, akan ada dua stage lagi, orbit antara 10 sampai 12 hari, ada fase kedua handover, ini yang dikatakan sudah milik BRI, jadi tidak ada kerugian," jelasnya.
“Kami menghargai upaya yang ditempuh Arianespace, sehingga kendala teknis bisa diatasi dengan tetap mengutamakan aspek keamanan. Dan sekali lagi, kami memohon doa restu, semoga peluncuran BRIsat yang akan datang berjalan lancar sehingga BRIsat bisa membawa manfaat untuk negeri,” pungkas Asmawi.(wn)